Yuk, Terapkan 7 Cara Mencegah Kanker Serviks Berikut Ini

Yuk, Terapkan 7 Cara Mencegah Kanker Serviks Berikut Ini

Bagaimana ya, cara mencegah kanker serviks secara efektif? Pertanyaan ini banyak diutarakan, berangkat dari kekhawatiran akan penyakit mengerikan ini.

Wajar saja. Kanker serviks bukanlah suatu penyakit yang dapat dianggap remeh. Keberadaannya yang sering kali tidak langsung terdeteksi, ditambah lagi dengan adanya resiko kematian yang turut menghantui, menjadi alasan mengapa penyakit ini sebisa mungkin perlu dihindari.

Namun masalahnya tadi, banyak di antara kita yang masih belum mengetahui, langkah-langkah apa saja yang mesti dilakukan dalam maksud mencegah kanker serviks ini.

Cara Mencegah Kanker Serviks

Yuk, simak beberapa langkah yang dapat diterapkan, guna menghindari kanker serviks sekaligus memelihara kesehatan area terkait:

#1. Mendapat Vaksinasi HPV

Pemberian Vaksin HPV
Pixabay

Infeksi virus HPV (human papillomavirus) diketahui menjadi faktor paling sering dalam menyebabkan kanker serviks pada wanita.

Saat seseorang tertular dan terinfeksi oleh virus ini, maka dampak yang dapat terjadi ialah displasia serviks, atau kondisi di mana terjadinya perkembangan sel yang tidak normal (abnormal) pada leher atau mulut rahim.

Di kondisi yang parah, jika orang tersebut tertular virus HPV dengan resiko tinggi, maka kondisi semacam ini dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Oleh karena itu, mendapat vaksinasi HPV menjadi salah satu langkah pencegahan paling tepat dalam mengantisipasi kanker serviks.

Kapan sebaiknya seorang wanita mendapat vaksin untuk virus HPV ini?

Vaksin HPV sendiri telah tersedia untuk berbagai kalangan usia. Namun efektifnya, vaksinasi HPV lebih baik dilakukan pada rentang usia 9 sampai 13 tahun, atau lebih tepatnya ketika seseorang tersebut belum aktif secara seksual.

#2. Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Secara Rutin

Ilustrasi Pemeriksaan Pap Smear
Pixabay

Jika vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sebelum seorang wanita aktif secara seksual, maka setelah ia aktif secara seksual, langkah pencegahan kanker serviks yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan pap smear.

Bukan hanya sekali, namun pap smear perlu dilakukan secara berkala. Mengapa demikian? Sebab, hal ini bertujuan sebagai bentuk upaya deteksi dini atas adanya perkembangan sel yang abnormal dan kanker serviks.

Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya “kenapa sih, harus dideteksi sejak dini segala?”. Ternyata ini pun bukan tanpa alasan, lho.

Kanker serviks biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas di awal kehadirannya. Padahal, di saat seperti inilah kanker serviks masih berpeluang besar untuk disembuhkan.

Sebaliknya, jika kanker serviks mulai menunjukkan gejala-gejala yang mengganggu, dan si penderita baru menyadari kehadiran kanker serviks di tahap ini, maka peluang sembuhnya sudah semakin kecil. Akhirnya, proses pengobatan pun menjadi terlambat.

Sekarang dapat dipahami bukan, mengapa kanker serviks perlu dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan pap smear?

Untuk melakukan pemeriksaan pap smear, maka prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit atau laboratorium medis.

Sebaiknya pap smear mulai dilakukan sejak seseorang aktif secara seksual, dilakukan secara berkala setidaknya 3 tahun sekali, serta sampai memasuki usia 65 tahun.

#3. Cara Mencegah Kanker Serviks Dilanjut dengan Mengikuti Pemeriksaan Lain yang Dianjurkan Dokter

Pemeriksaan Lanjutan Anjuran Dokter
Pixabay

Jika setelah prosedur tes pap smear dilakukan, kemudian dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan melalui tes lain, maka silakan ikutilah prosedur yang telah dianjurkan tersebut.

Pemeriksaan lanjutan yang dimaksud di sini dapat bervariasi, tergantung apa yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Misalnya, melakukan tes pap smear lagi dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan, atau bahkan melanjutkannya ke pemeriksaan lain seperti tes kolposkopi.

#4. Membiasakan Kehidupan Seks yang Aman dan Sehat

Seks Secara Sehat Termasuk Cara Mencegah Kanker Serviks yang Efektif
Pixabay

Penyakit-penyakit di sekitar area kewanitaan sering kali berkaitan erat dengan masalah hubungan seksual. Pun pada kanker serviks, yang salah satu pemicunya juga dapat dipengaruhi oleh faktor ini.

Kanker serviks sendiri sejatinya bukanlah jenis penyakit menular. Namun virus HPV yang diduga kuat menjadi penyebabnya, diketahui dapat menular dari orang ke orang melalui aktivitas hubungan seksual.

Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa membiasakan kehidupan seksual yang aman dan sehat adalah suatu hal yang teramat penting. Bukan hanya demi mencegah kanker serviks, namun juga mencegah dari penyakit-penyakit di sekitar area kewanitaan lainnya.

Pastikan untuk tidak pernah berganti-ganti pasangan seksual, serta membiasakan penggunaan kondom sebagai pelindung demi meminimalisir resiko penularan virus HPV.

Selain itu, perlu diketahui juga bahwa virus HPV tidak hanya menular melalui penetrasi semata. Virus ini juga dapat menular melalui kontak seksual lainnya, misalnya seperti:

  • Sentuhan pada kulit di area genital
  • Oral seks
  • Anal seks
  • Bahkan hingga pengguna alat bantu.

#5. Membangun Pola Hidup Sehat Juga Termasuk Cara Mencegah Kanker Serviks yang Efektif, lho

Hidup Sehat untuk Cegah Kanker Serviks
Pixabay

Bukan rahasia lagi, bahwa gaya serta pola hidup yang sehat sudah sepatutnya akan melahirkan tubuh yang sehat pula.

Gaya hidup yang sehat semacam ini sudah menjadi tips jitu untuk menghindarkan diri dari berbagai macam serangan penyakit. Salah satunya termasuk kanker serviks yang sedang kita bahas kali ini.

Kebiasaan-kebiasaan positif seperti rutin berolahraga, rajin mengonsumsi buah dan sayuran, menghindari kebiasaan yang tidak sehat, serta menjaga kesehatan mental maupun pikiran, merupakan di antara tips yang dapat diterapkan dalam mencegah kanker serviks.

#6. Jangan Pernah Merokok

Cegah Kanker Serviks dengan Tidak Merokok
Pixabay

Masih berkaitan dengan pola hidup sehat, namun perlu ditekankan lebih detail lagi. Apalagi kalau bukan merokok?

Kebiasaan merokok mungkin sudah menjadi aktivitas yang lumrah bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagi pria, karena tidak sedikit juga kalangan wanita yang kecanduan akan hal ini.

Hal tersebut tentu sungguh disayangkan, karena anjuran menjauhi rokok telah diwanti-wantikan berulang kali sebagai upaya dalam mencegah kanker serviks maupun kanker-kanker lainnya.

Saat seseorang terpapar asap rokok, baik ia merupakan pihak aktif maupun pasif, maka bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya beresiko memicu terjadinya mutasi sel dan menjadi kanker.

Karena zat-zat berbahaya tersebut dihirup dan masuk ke paru-paru, kemudian mengalir bersama darah melalui sistem pembuluh darah pada tubuh, maka dampaknya tak hanya pada paru-paru semata, melainkan juga berbagai organ tubuh lainnya.

Lebih dari itu, wanita perokok juga diketahui memiliki resiko terserang kanker serviks 2 kali lebih tinggi ketimbang wanita yang tidak merokok, lho.

Hal ini terjadi karena kandungan rokok yang ditemukan pada lendir di area serviks, berkontribusi terhadap perkembengan sel kanker.

#7. Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

Jaga Kebersihan Area Kewanitaan
Pixabay

Satu lagi yang tak boleh dilewatkan dalam upaya mencegah kanker serviks pada wanita, adalah senantiasa menjaga kebersihan dari area kewanitaan itu sendiri.

Logikanya begini. Apabila kebersihannya saja tidak dijaga, bagaimana bisa organ tersebut dan bagian lain di sekitarnya dapat terhindar dari berbagai infeksi kuman, bakteri, hingga virus HPV yang notabene merupakan penyebab dari kanker serviks ini?

Anjuran ini bahkan perlu lebih ditekankan lagi, ketika seorang wanita sedang memasuki masa menstruasi atau mengalami keputihan. Karena di saat-saat seperti ini, kondisi area kewanitaan sedang lebih kotor dari biasanya.

Akhir Kata

Demikianlah 7 tips yang dapat kami bagikan, dalam rangka mencegah kanker serviks.

Kanker serviks memang merupakan penyakit yang mengerikan. Karena itu, upaya-upaya pencegahan penting sekali dilakukan untuk meminimalisir terserangnya diri kita dari penyakit ini.

Semoga bermanfaat.

Kanker Serviks Menular atau Tidak? Ini Penjelasannya

Kanker Serviks Menular atau Tidak? Ini Penjelasannya

Berbicara soal kanker serviks, maka banyak di antara kita yang bertanya-tanya, apakah kanker serviks menular atau tidak.

Penyakit ini masih menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi banyak orang, utamanya wanita. Bagaimana tidak? Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala di awal-awal kehadirannya, sehingga penangannya sering telat dan berakhir pada kematian.

Kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker yang menyerang area serviks, atau yang dikenal juga sebagai leher rahim.

Apakah Kanker Serviks Menular?

Penularan Kanker Serviks
hiptoro.com

Jadi, kanker serviks menular atau tidak, sih?

Penyakit kanker serviks pada dasarnya tidak dapat menular. Sebab, kanker serviks hanya akan terjadi ketika sel-sel di sekitaran serviks bermutasi menjadi ganas.

Namun, yang menjadi masalah ialah, apa yang menyebabkan terjadinya mutasi tersebut ternyata dapat menular, lho. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah virus HPV.

Virus HPV dikenal juga dengan nama human papillomavirus. Virus ini dapat menginfeksi beberapa bagian tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya kanker serviks.

Selain kanker serviks, penyakit lain yang bisa terjadi akibat infeksi virus ini antara lain:

  • Kutil kelamin
  • Kanker anus
  • Kanker tenggorokan
  • Dan lain-lain

Karena apa yang memicu terjadinya kanker serviks dapat menular, maka tak heran banyak orang yang beranggapan bahwa penyakit ini termasuk jenis penyakit menular. Padahal, yang menular sejatinya adalah pemicunya, bukan penyakit yang timbul akibatnya.

Bagaimana Proses Penularan Kanker Serviks?

Proses Penularan Kanker Serviks
Pixabay

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kanker serviks ini menular melalui infeksi virus HPV. Jenis virus HPV ada banyak sekali. Namun yang paling sering menjadi penyebab kanker serviks adalah tipe 16 dan tipe 18.

Hubungan seksual diketahui menjadi salah satu perantara paling sering yang mengakibatkan terjadinya penularan virus ini. Karena itulah infeksi virus ini lebih sering dialami oleh remaja atau orang dewasa yang sudah aktif secara seksual.

Saat seorang penderita virus HPV melakukan hubungan seksual, maka ia berpotensi menularkan virus tersebut kepada pasangannya.

Meski sudah tertular, virus HPV tidak selalu mengakibatkan kanker serviks. Bisa jadi menjadi penyakit lainnya, bisa juga sembuh dengan sendiri, atau bahkan tidak menyebabkan masalah kesehatan apa-apa.

Akan tetapi, apabila seseorang yang terinfeksi kebetulan memiliki daya tahan tubuh lemah, atau mungkin virus yang menginfeksinya masuk ke dalam kriteria ganas, maka infeksi ini dapat berlanjut menjadi sebuah bencana.

Virus HPV yang menginfeksi tersebut akan memicu terjadinya proses mutasi genetik pada sel-sel sehat di sekitar area serviks, sehingga sel tersebut berubah menjadi abnormal, ganas, dan akhirnya menjadi sel kanker.

Belum sampai di situ. Meski sudah menjadi kanker, penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala di awal kehadirannya. Sedangkan begitu mencapai stadium akhir, satu demi satu gejala kanker serviks pun bermunculan.

Apa dampaknya? Tentu saja penanganan menjadi terlambat. Ketika sudah semakin parah, maka proses pengobatan pun akan lebih sulit dilakukan, dibandingkan jika segera mendapat pertolongan sejak dini.

Ingat! Penularan virus HPV ini lebih rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki kebiasaan seks bebas, apalagi jika sampai memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.

Apa Saja yang Bisa Menjadi Perantara Penularan Kanker Serviks?

Perantara Penularan
Pixabay

Hubungan seksual memang merupakan salah satu perantara yang paling sering menjadi jalan bagi penularan virus HPV.

Namun nyatanya bukan hanya itu saja. Sebab, virus penyebab kanker serviks tersebut dapat menular melalui hal lain juga. Dengan begitu, seseorang yang belum aktif secara seksual pun bisa menjadi korban dari keganasan virus ini.

Dikutip dari Liputan6.com, menurut salah satu penelitian Sexual Heath, penularan virus HPV tidak hanya menular hubungan seksual, namun bisa juga dari tempat-tempat tertentu, seperti tempat permiksaan dokter, pusat kebugaran, hingga kamar ganti.

Belum ditambah lagi dengan adanya anggapan, bahwa virus HPV juga dapat menular melalui toilet, salaman, hingga pegangan pintu.

Memang potensi penularannya tidak sebesar kontak seksual secara langsung. Namun setidaknya, gunakanlah celana atau rok yang lebih panjang sebagai bentuk kehati-hatian.

Selain itu, kita juga tidak dapat memvonis bahwa penderita kanker serviks selalu pelaku seks bebas. Banyak di antara mereka yang justru tertular HPV dari suaminya sendiri, atau mungkin melalui kemungkinan-kemungkinan yang telah disebutkan tadi.

Adakah Hal yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Penyakit Ini?

Pencegahan Kanker Serviks
Pixabay

Demi meminimalisir resiko terinfeksi virus HPV yang notabene merupakan penyebab kanker serviks, sudah sepatutnya bagi kita untuk senantiasa menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks antara lain:

  • Lakukan vaksinasi virus HPV. Vaksinasi ini optimalnya diberikan sebelum seorang wanita mulai aktif secara seksual, dengan rentang usia antara 9 sampai 26 tahun.
  • Lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin, sejak Anda memasuki usia 21 tahun. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini kelainan serviks sebelum berubah menjadi kanker.
  • Hanya melakukan hubungan seksual secara sehat, dengan menjauhi seks bebas, tidak berganti-ganti pasangan, serta tidak memulai hubungan seksual di usia dini.
  • Senantiasa menjaga kebersihan area kewanitaan.
  • Jaga pola hidup sehat dan kebiasaan makan.
  • Jangan merokok.

Pada intinya, dengan senantiasa menjaga pola hidup yang sehat, diharapkan kita semua bisa terhindar dari berbagai macam penyakit, khususnya kanker serviks.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Tertular Kanker Serviks?

Mengobati Kanker Serviks
noticiasaominuto.com

Sedangkan jika sudah terlanjur tertular, maka hal apa yang harus dilakukan? Tentu saja jawabannya adalah dengan menjalani pengobatan.

Banyak penderita kanker -termasuk kanker serviks- enggan untuk memeriksakan kondisinya kepada dokter, karena merasa khawatir akan serangkaian pengobatan yang mungkin harus dilalui.

Padahal, jika pengobatan tersebut sampai telat dilakukan, dan kondisi kanker lepas dari pengawasan, maka penyakit ini justru bisa membawa musibah yang lebih besar lagi bagi penderitanya, yakni kematian.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk memeriksakan dan mengonsultasikan kondisi Anda kepada dokter, agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat. Dengan begitu, kanker serviks diharapkan bisa sembuh, atau setidaknya tidak memperburuk keadaan.

Nah, apa saja bentuk pengobatan yang biasa dilakukan pada penderita kanker serviks. Jawabannya ada beberapa, di antaranya sebagai berikut:

  • Metode operasi atau bedah.
  • Kemoterapi.
  • Radioterapi.
  • Dan masih ada beberapa metode pengobatan lainnya.

Detail bahasan seputar pengobatan kanker serviks, dapat Anda baca di artikel “Pengobatan Kanker Serviks” ini.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan tentang penularan kanker serviks. Semoga saja artikel ini sudah cukup rinci dalam menjawab pertanyaan, mengenai apakah kanker serviks menular atau tidak.

Pada intinya, penyakit kanker serviks sendiri sejatinya bukanlah suatu penyakit menular. Namun, yang menular adalah penyebab dari kanker serviks itu sendiri, yakni virus HPV.

Mari senantiasa menjaga kehidupan yang sehat, khususnya dalam kebiasaan seksual. Jauhi kebiasaan seks bebas, serta lakukanlah pemeriksaan pap smear secara rutin sebagai bentuk upaya pencegahan kanker serviks.

Sedangkan jika terlanjur mendapati ketidaknormalan pada area kewanitaan, apalagi jika sampai mendapati gejala-gejala kanker, segera lakukanlah pemeriksaan ke dokter untuk mendapat pengobatan.

Semoga bermanfaat.

Hati-Hati! Kenali 9 Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Ini

Hati-Hati! Kenali 9 Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Ini

Gejala awal kanker serviks pada wanita sering kali tidak diketahui. Penyakit ini muncul dalam senyap, dan biasanya baru menunjukkan gejala di akhir-akhir stadiumnya.

Itulah sebabnya mengapa penyakit ini sering terlambat mendapat pengobatan, sehingga menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Padahal, andai saja kanker serviks tersebut dideteksi sejak dini, maka peluang kesembuhannya terbilang besar.

Apa Faktor Penyebab Kanker Serviks?

Kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker yang berkembang di area serviks atau leher rahim. Karena hanya wanita yang memiliki rahim, maka penyakit ini hanya bisa menyerang wanita.

Pada saat sel-sel sehat di area serviks tersebut mengalami mutasi dan menjadi ganas, di sinilah kanker serviks terbentuk.

Apa yang menjadi pemicu dari mutasi genetik tersebut terjadi, hingga saat ini pun masih belum diketahui secara pasti. Namun sering kali, kanker serviks ini terjadi pada penderita yang juga terinfeksi oleh virus HPV.

Apa itu virus HPV? Virus ini merupakan virus yang dapat menginfeksi berbagai sel dalam tubuh, termasuk area sekitaran serviks wanita. Selain itu, virus ini juga sering kali menular melalui hubungan seksual.

Selain virus HPV, ada beberapa faktor lain juga yang diduga mampu memicu perkembangan sel kanker di area serviks, di antaranya:

  • Penyakit seksual yang menular.
  • Penggunaan pil KB jangka panjang.
  • Berhubungan seksual di usia kurang dari 16 tahun.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Dan sebagainya.

Pembahasan lengkap tentang penyebab kanker serviks, dapat Anda baca di artikel ini.

Apa Saja Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita?

Sekali lagi, gejala awal kanker serviks pada wanita itu memang sulit dikenali. Sebab, biasanya penyakit ini tidak menimbulkan gejala saat baru memasuki stadium awal.

Lebih dari itu, jika seandainya terdapat gejala yang muncul, gejala tersebut tidak memiliki karakteristik yang khas, bahkan cenderung mirip penyakit lainnya.

Selanjutnya, pada stadium lanjut, barulah beberapa gejala terlihat. Namun di fase ini, kanker sudah terbilang parah dan mungkin sudah merembet ke jaringan sekitarnya.

Kendati demikian, ada beberapa kondisi yang patut dicurigai sebagai gejala awal kanker serviks pada wanita. Apa saja? Berikut pembahasannya:

#1. Perdarahan Abnormal, Bisa Menjadi Salah Satu Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita

Perdarahan Abnormal Pada Vagina
Pixabay

Salah satu gejala yang dapat terjadi ketika seseorang menderita penyakit kanker serviks adalah terjadinya perdarahan abnormal pada vagina.

Perdarahan apa yang masuk kategori abnormal di sini? Jawabannya ada beberapa. Perdarahan di luar masa menstruasi, menstruasi yang terlalu lama, setelah menopause, serta perdarahan setelah berhubungan intim termasuk di antaranya.

Selain itu, jika terjadi perdarahan pada vagina setelah melakukan pemeriksaan panggul atau douching, maka kondisi ini pun patut diperhatikan, karena dikhawatirkan merupakan gejala dari kanker serviks.

Perdarahan seperti ini juga dapat terjadi ketika kanker serviks sudah memasuki stadium akhir. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kanker sudah semakin memburuk, karena sudah menyebar dan merusak jaringan lainnya.

Memang tidak selamanya perdarahan yang abnormal tersebut mengindikasikan adanya kanker serviks, namun setidaknya hal ini bisa menjadi salah satu perhatian untuk segera dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter.

#2. Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita, Juga Dapat Ditandai Melalui Rasa Sakit Saat Berhubungan Intim

Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Dapat Ditandai dengan Rasa Sakit Saat Seks
Pixabay

Kanker serviks juga dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa mana kala penderitanya sedang melakukan hubungan intim. Bahkan ini bisa menjadi lebih-lebih lagi terasa apabila kanker yang diderita sudah memasuki stadium akhir.

Hal ini dikarenakan, gesekan yang terjadi semasa hubungan intim akan menyakiti bagian tubuh yang ditumbuhi oleh sel-sel kanker.

Perlu dipahami bahwa tidak semua rasa sakit pada saat berhubungan intim selalu menjadi indikasi adanya penyakit kanker. Sebab, gejala ini juga justru bisa jadi merupakan indikasi dari penyakit lain, seperti polip serviks, radang serviks, atau infeksi pada vagina.

Jika rasa sakit yang dialami terjadi selama terus-menerus, serta ditambah lagi dengan adanya gejala-gejala kanker serviks lainnya, maka Anda patut mewaspadainya.

#3. Bisa Juga Ditandai Melalui Rasa Sakit Saat Buang Air Kecil

Sakit Saat Buang Air Kecil Juga Bisa Mengindikasikannya
Pixabay

Selain saat berhubungan intim, rasa sakit juga dapat muncul pada saat buang air kecil. Gejala ini biasanya baru terasa setelah kanker serviks menyebar, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai gejala awal kanker serviks pada wanita.

Selain itu, ciri lain yang juga masih berkaitan dengan hal ini adalah frekuensi buang air yang meningkat, atau mungkin malah menjadi sulit untuk buang air kecil.

#4. Keputihan yang Tidak Wajar Juga Bisa Mengindikasikannya

Jika Keputihan Tidak Wajar
Pixabay

Keputihan merupakan kondisi di mana lendir keluar melalui area kewanitaan dan berfungsi untuk menjaga kelembaban serta kebersihan di area tersebut.

Dalam kondisi normal, keputihan dicirikan dengan lendir yang berwarna bening atau sedikit putih, teksturnya relatif lengket menyerupai lendir pada umumnya, dan tidak berbau.

Sedangkan jika lendir yang keluar tersebut tidak normal, seperti berair, beraroma busuk, berwarna kecokelatan, atau bahkan bercampur dengan darah, maka hal ini bisa jadi merupakan gejala kanker serviks pada wanita.

#5. Panggul dan Punggung Terasa Sakit

Panggul Terasa Sakit
Pixabay

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan sakit punggung.

Akan tetapi, jika rasa sakit tersebut terasa pada bagian punggung bawah dan panggul, apalagi jika terjadi secara terus-menerus yang tak kunjung mereda juga, maka bisa jadi kondisi ini menjadi gejala dari kanker serviks stadium lanjut.

Jika kondisi ini terasa, kanker mungkin telah menyebar ke jaringan lainnya, seperti usus, kandung kemih, hati, hingga paru-paru.

#6. Terjadi Pembengkakan Pada Kaki

Pembengkakan Pada Kaki
health.harvard.edu

Siapa sangka, gejala kanker serviks pada wanita juga dapat ditandai dengan pembengkakan kaki.

Mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya, memangnya apa sih, kaitannya kanker serviks dengan kaki?

Kembali lagi ke poin sebelumnya, di sana dijelaskan bahwa sakit punggung termasuk salah satu gejala kanker serviks. Dampak dari rasa nyeri tersebut dapat menjalar hingga kaki, sehingga terjadilah pembengkakan di sana.

Kaki yang mengalami pembengkakan juga bisa dipengaruhi karena cairan getah bening yang harus dibuang menjadi terhambat oleh keberadaan sel kanker. Karena itulah cairan tersebut malah menumpuk di bagian kaki.

#7. Mual-Mual? Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks Pada Wanita Juga, lho

Diindikasikan dengan Mual-Mual
Pixabay

Gejala kanker serviks selanjutnya adalah rasa mual yang kerap terasa.

Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata hal ini berkaitan dengan naiknya asam lambung ke tenggorokan. Pembengkakan pada area serviks yang mengarah ke arah perut, menyebabkan organ pencernaan dan lambung menjadi tertekan. Karena itulah asam lambung menjadi naik.

Walaupun begitu, gejala ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala utama kanker serviks.

#8. Kehilangan Nafsu Makan dan Berat Badan

Nafsu Makan dan Berat Badan Berkurang
Unsplash

Sebagaimana pada kanker lainnya, kanker serviks juga mengakibatkan penderitanya kehilangan nafsu makan setelah memasuki stadium akhir.

Konsumsi makanan yang berkurang, serta ditambah lagi dengan faktor lainnya, akhirnya menyebabkan berat badan pun ikut berkurang.

#9. Badan Lelah Juga Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita

Badan Terasa Lelah
Pixabay

Dalam sebuah penelitian, diketahui bahwa 1 dari 4 penderita kanker serviks yang sembuh, ternyata sempat mengalami rasa lelah yang luar biasa.

Catatan: Jika Anda mendapati gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan, agar kanker serviks dapat segera mendapat pertolongan.

Semoga bermanfaat.

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Penyebab kanker serviks pada wanita, pada dasarnya belum dapat disebutkan secara pasti. Meski demikian, penyakit ini akan terjadi mana kala sel-sel di sekitaran mulut rahim (serviks) bermutasi menjadi ganas.

Mulut rahim alias serviks sendiri, adalah bagian tubuh wanita yang terletak di antara vagina dengan rahim, sekaligus menjadi penghubung bagi keduanya.

Penyakit ini menjadi mimpi buruk bagi setiap wanita. Siapa pun ia beresiko diserangnya, meski wanita yang telah aktif secara seksual diketahui punya resiko yang lebih tinggi menderita penyakit ini.

Proses Terjadinya Kanker Serviks

Bahasan ini sebenarnya sudah sempat disinggung pada pembukaan tadi.

Secara garis besar, kanker serviks ini terjadi pada saat sel-sel sehat di sekitaran leher rahim mengalami mutasi genetik. Sel-sel tersebut berkembang, menjadi abnormal, tidak terkendali, hingga akhirnya membentuk sel kanker.

Di awal-awal mutasi genetik ini terjadi, biasanya tubuh tidak memberikan ‘sinyal tanda bahaya’ berupa gejala, sehingga kehadirannya sering kali tidak disadari oleh penderitanya.

Setelah mulai memasuki stadium akhir yang notabene kanker sudah cukup parah, gejala-gejala terkait baru bermunculan satu demi satu.

Parahnya lagi, setelah berada di tahap ini, banyak penderitanya yang malah memilih untuk mendiamkannya, karena khawatir akan serangkaian proses pengobatan yang harus dijalaninya.

Telatnya penanganan, menjadi salah satu alasan mengapa penyakit ini kerap kali menghantarkan penderitanya menuju kematian.

Faktor-Faktor yang Diduga Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Lantas, apa saja sih sebetulnya faktor yang dapat memicu terjadinya proses mutasi genetik pada sel-sel tersebut?

Dalam hal ini, para ahli pun masih belum bisa memastikannya. Meski begitu, tetap saja ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks ini.

Berikut ini beberapa faktor yang diduga dapat menjadi penyebabnya:

#1. Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita, Sering Disebabkan oleh Infeksi Virus HPV

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita Paling Banyak Disebabkan Virus HPV
linkpin.ir

Virus HPV atau human papillomavirus merupakan suatu jenis virus yang dapat mengakibatkan infeksi di permukaan kulit, serta diketahui mampu memicu terjadinya kanker serviks.

Virus HPV dapat menginfeksi sel-sel dalam berbagai bagian tubuh, seperti alat kelamin, anus, permukaan kulit, bahkan mulut dan tenggorokan.

Infeksi yang diakibatkan oleh virus HPV ini sering kali tidak mengakibatkan bahaya dan tidak pula menimbulkan gejala. Namun di balik itu, mayoritas kasus kanker serviks yang dialami oleh wanita di seluruh dunia, justru dipicu oleh virus ini.

Kebiasaan seks bebas diketahui menjadi salah satu aktifitas yang dapat menularkan virus ini. Hanya saja, dampak buruknya lebih banyak diderita oleh pihak wanita.

#2. Penyakit Seksual yang Menular

Penyakit Menular Seksual Sebabkan Kanker Serviks
Pixabay

Masih ada kaitannya dengan poin sebelumnya, di mana kebiasaan seks bebas ternyata menjadi salah satu jalan penularan virus HPV.

Akan tetapi, tentu bukan hanya virus HPV semata yang dapat menular lewat kebiasaan buruk tersebut. Sebab, seperti yang kita ketahui bersama, kebiasaan seks bebas memang beresiko tinggi menularkan berbagai macam penyakit.

Tidak sedikit di antara penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas, dapat menjadi pemicu berkembangnya sel-sel kanker di area leher rahim wanita.

Hal ini diperkuat lagi dengan adanya beberapa penelitian yang menyatakan, bahwa kanker serviks lebih beresiko menyerang wanita yang juga mengidap penyakit seksual lainnya, seperti klamidia, kutil kelamin, sifilis, dan gonore.

#3. Efek Samping Penggunaan Obat Diethylstilbestrol (DES)

Penggunaan Obat DES untuk Cegah Keguguran
Pixabay

Diethylstilbestrol, atau yang dikenal juga sebagai obat DES, adalah obat hormonal buatan yang dulunya diperuntukkan bagi ibu hamil demi mencegah terjadi keguguran, kelahiran prematur, dan komplikasi kehamilan.

Seiring berkembangnya ilmu dan zaman, obat ini diketahui punya efek samping negatif yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, baik bagi ibu hamil yang mengkonsumsinya maupun janin yang dikandungnya.

Ditambah lagi, berbagai penelitian juga mengungkapkan bahwa obat ini tidak begitu efektif dalam mencegah keguguran.

Salah satu bentuk resiko efek samping yang dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat ini ialah kanker serviks. Baik ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya, sama-sama memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker serviks.

#4. Penggunaan Pil KB Jangka Panjang

Pil KB Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita
Pixabay

Konsumsi pil KB dalam jangka waktu yang panjang juga ternyata dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker serviks, lho.

Oleh karena itu, Anda bisa menggunakan alat kontrasepsi lain yang lebih aman, seperti KB spiral misalnya. Namun, alangkah lebih baiknya jika Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu, untuk memastikan jenis kontrasepsi apa yang cocok bagi Anda.

#5. Faktor Kehamilan dan Melahirkan

Dipengaruhi oleh Faktor Kehamilan dan Melahirkan
Pixabay

Resiko kanker serviks juga dapat dipengaruhi oleh faktor kehamilan dan melahirkan, di mana wanita yang sudah mengalami kehamilan pertama pada usia kurang dari 17 tahun, juga wanita yang sudah melahirkan lebih dari 5 kali, disebut-sebut memiliki resiko yang lebih tinggi akan hal ini.

Iya, faktor ini pun tak jauh dari virus HPV tadi. Karena kondisi tersebut dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya, serta adanya perubahan hormon di masa kehamilan, maka wanita yang mengalami kondisi ini menjadi lebih rentan terinfeksi dan menderita kanker serviks.

#6. Faktor Keturunan Juga Bisa Berpengaruh

Resiko Keturunan Sebabkan Kanker Serviks Pada Wanita
Pixabay

Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit ini, maka Anda harus lebih berhati-hati, sebab faktor keturunan juga bisa mempengaruhi resiko seseorang terserang kanker serviks.

Belum dapat diketahui pasti mengapa hal ini bisa terjadi. Namun satu hal yang diyakini hingga kini, ialah karena diduga masih berkaitan dengan faktor genetik.

#7. Pola Hidup yang Buruk Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Pola Hidup yang Tidak Sehat
Pixabay

Poin ini jelas bukan rahasia lagi. Pola hidup yang tidak sehat, jelas akan ‘memancing’ kehadiran berbagai macam penyakit ke dalam tubuh kita. Tak terkecuali kanker serviks.

Kebiasaan buruk yang mengakibatkan tubuh kelebihan berat badan (obesitas), jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, apalagi jika ditambah dengan memiliki kebiasaan merokok, dapat meningkatkan resiko terserangnya kanker serviks.

Oleh karena itu, mari perbaiki pola hidup kita sebagai salah satu langkah pencegahan.

#8. Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita, Dipicu oleh Lemahnya Sistem Imun

Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Pixabay

Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah juga berpotensi menderita kanker serviks. Misalnya pada seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS, penderita autoimun, atau seseorang yang berada dalam proses pengobatan kanker.

Sekali lagi, daya tahan tubuh yang lemah tentu akan lebih mudah terinfeksi oleh virus HPV, di mana virus ini diketahui menjadi penyebab kanker serviks yang paling umum terjadi.

Akhir Kata

Demikianlah informasi mengenai penyebab-penyebab kanker serviks pada wanita.

Dalam artikel ini, setidaknya ada 8 faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker serviks, di antaranya meliputi:

  • Virus HPV.
  • Penyakit seksual menular.
  • Obat DES.
  • Pil KB.
  • Kehamilan dini dan sering melahirkan.
  • Faktor keturunan.
  • Pola hidup.
  • Sistem imun yang lemah.

Kanker serviks memang merupakan penyakit yang dikhawatirkan oleh banyak orang. Khususnya oleh wanita, karena hanya wanitalah yang memiliki rahim.

Oleh karena itu, sebagai bentuk langkah kehati-hatian dan pencegahan, marilah kita senantiasa menjaga pola hidup kita, agar senantiasa sehat dan terhidar dari berbagai penyakit, utamanya kanker serviks.

Lebih dari itu, sebaiknya lakukan juga vaksinasi HPV untuk meminimalisir resiko infeksi virus ini, serta melakukan deteksi dini yang bisa dilakukan melalui prosedur pap smear.

Ingat! Langkah pencegahan ini penting dilakukan, karena kanker serviks umumnya baru memperlihatkan gejala di akhir-akhir stadiumnya.

Semoga bermanfaat.

Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan kanker serviks perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, jika mendapat pertolongan sejak dini, penyakit ini punya peluang sembuh yang cukup besar.

Akan tetapi, satu hal yang menjadi masalah ialah, kanker serviks sering kali hadir tanpa gejala di awal-awal stadiumnya.

Setelah kondisi memburuk, lalu gejala-gejala mulai terlihat, barulah si penderita menyadari akan masalah kesehatannya tersebut. Padahal, di kondisi seperti ini, kondisi kanker yang dialami biasanya sudah memasuki stadium akhir, sehingga peluang untuk sembuh pun sudah semakin kecil.

Tak heran, kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang kerap kali menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Kapan Sebaiknya Pengobatan Kanker Serviks Dilakukan?

Seperti yang telah disinggung tadi, kanker serviks punya peluang sembuh yang cukup besar, asal ditangani sejak dini. Sebaliknya, jika telat ditangani, kanker serviks justru beresiko menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Berangkat dari hal tersebut, maka alangkah baiknya untuk senantiasa mewaspadai penyakit ini.

Apa yang harus dilakukan? Di samping menjaga pola hidup pastinya, melakukan pap smear secara berkala juga mungkin perlu dilakukan, agar jika pahit-pahitnya sampai terjadi, setidaknya kanker serviks dapat dideteksi sejak dini dan segera mendapat pertolongan.

Pemeriksaan pap smear sendiri adalah suatu proses pengambilan sampel dari sel leher rahim, untuk mengetahui apakah terdapat suatu kelainan yang mengarah pada kanker serviks atau tidak.

Jangan salah, pemeriksaan pap smear ini penting sekali untuk dilakukan, lho. Utamanya bagi mereka para wanita yang secara seksual sudah aktif.

Lalu, bagaimana jika sudah muncul gejala-gejala yang mengarah kepada kanker serviks? Gejala yang dimaksud di antaranya meliputi:

  • Keputihan yang tidak normal.
  • Pendarahan yang tidak normal di luar waktu menstruasi.
  • Rasa nyeri dan tidak nyaman saat berhubungan seksual.
  • Bagian bawah perut atau panggul terasa nyeri.
  • Mudah merasa lelah.
  • Dan lain-lain.

Gejala-gejala di atas biasa muncul setelah sel-sel kanker membentuk tumor dan memasuki stadium lanjut. Dalam masa-masa seperti ini, tentu saja pengobatan kanker serviks sudah wajib dilakukan.

Jangan sampai terlambat ditangani, apalagi dibiarkan, ya.

Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Dalam mengobati penyakit kanker serviks, ada beberapa jenis pengobatan yang biasa dilakukan, di antaranya meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi target, terapi imun, atau kombinasi di antaranya.

Jika tertarik mempelajarinya secara lebih rinci, mari kita simak bersama pembahasannya di bawah ini:

#1. Metode Operasi

Operasi Kanker Serviks
Pixabay

Operasi atau bedah, merupakan salah satu metode pengobatan kanker serviks yang biasa dilakukan, terutama pada stadium awal.

Prosedur pengobatan kanker serviks melalui operasi ini, juga kadang disertai dengan kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Di mana hal ini bertujuan untuk memperkecil tumor sebelum operasi, atau setelah operasi untuk menuntaskan sel kanker yang masih tersisa.

Operasi seperti apa yang biasa dilakukan? Tergantung kondisi. Berikut beberapa jenis operasi dalam pengobatan kanker serviks:

  • Bedah laser.
  • Cryosurgery.
  • Konisasi.
  • Histerektomi.
  • Trakelektomi radikal.
  • Bilateral salpingo oophorectomy.
  • Pelvic exenteration.

#2. Melalui Radioterapi

Radioterapi Sebagai Pengobatan Kanker Serviks
ahcc.co.id

Radioterapi dapat disebut juga sebagai terapi radiasi, di mana prosedur pengobatan ini menggunakan sinar dengan radiasi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Pada stadium awal kanker serviks, radioterapi bisa diterapkan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan metode pengobatan lainnya.

Namun pada stadium lanjut, radioterapi sering kali sudah harus dikombinasikan dengan metode lain seperti kemoterapi, guna mengontrol rasa nyeri yang dialami serta pendarahan yang terjadi.

Ada 2 cara radioterapi untuk mengobati kanker serviks, di antaranya:

  • Radioterapi internal.
  • Radioterapi eksternal.

Apa perbedaan di antara keduanya?

Secara singkat, radioterapi eksternal dilakukan dengan menyinari sinar radiasi ke bagian tubuh yang dimaksud, sedangkan radioterapi internal dilakukan dengan memasukkan alat berisi bahan radioaktif melalui vagina.

Lebih dari itu, radioterapi juga kadang mengkombinasikan kedua metode tersebut.

Apakah penggunaan radioterapi ini memiliki efek samping? Tentu iya. Mulai dari efek samping jangka pendek hingga jangka panjang.

Untuk mengantisipasi efek samping berupa kemandulan, dokter mungkin menyarankan penderita untuk mengambil sel telurnya, sehingga masih dapat menjalani prosedur bayi tabung di kemudian hari.

#3. Melakukan Kemoterapi

Kemoterapi untuk Kanker Serviks
moffitt.org

Bicara soal pengobatan kanker, maka kita akan teringat dengan metode kemoterapi. Yup, kemoterapi memang merupakan jenis pengobatan yang identik dengan kanker.

Metode pengobatan ini dilakukan dengan memasukkan obat antikanker ke dalam tubuh, baik itu menggunakan obat minum maupun obat suntik.

Setelah obat diberikan, obat tersebut dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan disebarkan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi dikenal cukup efektif dalam menghancurkan sel kanker di seluruh bagian tubuh, termasuk dalam pengobatan kanker serviks.

Biasanya, kemoterapi ini diterapkan berbarengan dengan metode radioterapi guna meningkatkan keefektifannya, di mana penggabungan kedua metode ini disebut dengan istilah kemoradiasi.

Meski begitu, kemoterapi tetap bisa digunakan tanpa kombinasi metode lain. Misalnya pada kanker serviks stadium lanjut, agar penyebaran sel kanker dapat ditekan dan gejala yang dirasakan juga dapat berkurang.

Terlepas dari keampuhannya tersebut, kemoterapi juga tentunya memiliki efek samping. Di samping mampu membunuh sel-sel kanker yang notabene merugikan, kemoterapi juga membunuh sel-sel lain yang justru bermanfaat bagi tubuh.

Berikut beberapa resiko efek samping yang mungkin terjadi setelah melakukan kemoterapi:

  • Kerontokan rambut.
  • Infeksi, memar, dan pendarahan.
  • Sesak nafas.
  • Diare.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Sariawan.
  • Tubuh lemas.
  • Nafsu makan rendah.
  • Dan lain-lain.

#4. Terapi Target untuk Kanker Serviks

Ilustrasi Terapi Target
immuno-oncologynews.com

Terapi target juga merupakan jenis terapi kanker yang menggunakan obat-obatan dalam proses penyembuhannya.

Namun lain halnya dengan kemoterapi, obat yang digunakan dalam terapi target ditujukan untuk menghambat angiogenesis, yang merupakan suatu proses ketika tumor mulai membentuk pembuluh darah baru demi menunjang perkembangannya.

Apa saja efek sampingnya? Berikut ini di antaranya:

  • Hipertensi.
  • Tubuh menjadi lemas.
  • Nafsu makan hilang.
  • Terjadi pendarahan.
  • Penggumpalan darah.
  • Terbentuknya saluran yang tidak normal di sekitaran vagina dan usus besar (fistula).

#5. Terapi Imun Guna Memperkuat Sistem Imun

Terapi Imun untuk Kanker
beydaar.org

Terapi imun disebut juga sebagai imunoterapi. Bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel-sel kanker, dengan memanfaatkan penggunaan obat-obatan.

Pada dasarnya, semakin kuat sistem kekebalan tubuh seseorang, maka proses penyembuhan suatu penyakit (termasuk kanker serviks) akan semakin mudah. Dari situlah terapi ini digunakan.

Sel kanker sendiri terkadang tidak dapat dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh penderitanya, yang mungkin karena adanya suatu protein tertentu pada sel tersebut. Jangankan menghancurkannya, untuk mendeteksi pun tak bisa.

Oleh karena itu, kemampuan sistem kekebalan tubuh akan diperkuat dengan terapi imun ini. Dengan begitu, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat melawan sel kanker tersebut.

Akhir Kata

Begitulah sedikit pembahasan tentang pengobatan kanker serviks.

Dari pembahasan ini, setidaknya ada 5 jenis pengobatan yang biasa dilakukan dalam rangka membantu proses penyembuhan penyakit kanker serviks, di antaranya meliputi:

  • Operasi.
  • Radioterapi.
  • Kemoterapi.
  • Terapi target.
  • Terapi imun.

Dengan adanya artikel ini, diharapkan bisa meningkatkan wawasan kita terkait penyakit kanker, khususnya dalam penanganan kanker serviks.

Semoga bermanfaat.