Menjawab Kekhawatiran, Apakah Leukimia Bisa Sembuh?

Menjawab Kekhawatiran, Apakah Leukimia Bisa Sembuh?

Apakah leukimia bisa sembuh? Banyak sekali orang-orang yang mempertanyakan hal ini. Sebab tak dapat dipungkiri lagi bahwa ancaman dari jenis kanker satu ini memang teramat menghantui.

Kita semua tentu ingin menghindari penyakit ini. Begitu pun mereka yang sudah terlanjur mengidapnya. Berharap-harap bahwa peluang kesembuhan itu masih dapat dinikmati suatu hari nanti. Semoga saja.

Nah, jika Anda termasuk salah seorang yang bertanya-tanya soal kesembuhan leukimia, baik itu pihak yang menderita maupun yang ingin mengantisipasinya, maka Anda sudah berada di tempat yang tepat.

Yuk, langsung kita bahas selengkapnya!

Sebelum Menjawab Apakah Leukimia Bisa Sembuh atau Tidak, Mari Kita Kenali Dulu Sekilas Tentang Penyakit Ini

Leukemia adalah jenis kanker umum yang mempengaruhi keberadaan sel darah putih. Peluang bertahan hidup serta kesembuhan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yang di antaranya pun meliputi sisi usia penderita dan responnya terhadap pengobatan.

Dikutip dari databoks.katadata.co.id, WHO menyatakan bahwa jumlah kematian akibat kasus leukimia di Indonesia pada tahun 2018 mencapai angka 11.314 jiwa, di mana angka ini merupakan tingkat kematian terbanyak peringkat kelima yang disebabkan oleh kanker.

Leukemia sendiri ada banyak jenis kondisinya lagi. Jenis yang berkembang pada seseorang penderita, tergantung juga pada sel darah putih mana yang dipengaruhi, serta faktor-faktor lainnya.

Penyakit ini dapat mencegah sel darah putih melawan infeksi, sehingga menyebabkannya berkembang biak hingga tak lagi terkendali.

Pertumbuhan berlebih ini pun akhirnya dapat menyebabkan kepadatan berlebih pada sel-sel darah sehat, yang dampak akibatnya dapat menyebabkan masalah kesehatan lain di seluruh bagian tubuh penderitanya.

Setidaknya, leukemia dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yakni:

  • Akut, yaitu ketika sebagian besar sel darah putih yang terkena tidak dapat berfungsi secara normal, sehingga menyebabkan degenerasi secara cepat.
  • Kronis, di mana terjadi ketika hanya beberapa sel darah yang terkena tidak dapat berfungsi secara normal, dan akibatnya menyebabkan degenerasi yang lebih lambat.

Data Persentase Kematian Penderita Leukimia Berdasarkan Usia

Data terakhir menunjukkan bahwa persantase tingkat kelangsungan hidup penderita leukimia dalam 5 tahun untuk semua sub jenisnya adalah 61,4 persen.

Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun tersebut, melihat berapa banyak orang yang masih dalam hidup 5 tahun setelah mendapati diagnosis leukimia.

Penyakit leukemia paling sering dialami pada orang-orang yang sudah memasuki usia di atas 55 tahun, dan didiagnosa pada usia sekitar 66 tahun.

Kendapati demikian, leukimia justru termasuk salah satu kanker yang paling umum diderita juga oleh anak-anak di bawah usia 20 tahun, lho. Walaupun peluang kelangsungan hidup dan kesembuhan masih lebih tinggi di rentang usia ini.

Menurut National Cancer Institute, persentase kematian akibat leukimia menurut rentang usia adalah sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:

Kelompok UsiaPersentase Kematian
Usia di bawah 20 tahun.2.2%
20-34 tahun.2.6%
35-44 tahun.2.4%
45-54 tahun.5.5%
55-64 tahun.12.6%
65-74 tahun.23.1%
75-84 tahun.30%
Usia 85 tahun ke atas.21.6%

Lantas, Apakah Leukimia Bisa Sembuh?

Meskipun data kematian akibat leukimia menunjukkan angka yang cukup tinggi, dan lebih-lebih tidak ada obat khusus untuk penyakit ini, bukan berarti ia tak dapat diobati sama sekali.

Masih ada kok, cara-cara yang dapat diterapkan sebagai langkah upaya mengobati leukimia, dengan tujuan demi mencegahnya datang kembali lagi tentunya.

Perawatan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Kemoterapi.
  • Terapi radiasi.
  • Transplantasi stem cell.
  • Penggunaan antibiotik.

Meski begitu, keberhasilan proses pengobatan untuk sembuh yang telah dijelaskan di atas tadi pun masih dipengaruhi lagi oleh berbagai faktor lainnya.

Selain itu, perawatan juga bisa berlangsung selama beberapa bulan, atau bahkan menahun, tergantung dari jenis leukimia dan tingkat keparahan yang diderita.

Faktor yang Mempengaruhi Apakah Leukimia Bisa Sembuh atau Tidak

Ada berbagai macam faktor yang dapat berpengaruh terhadap peluang seseorang bisa sembuh dari penyakit leukemianya. Faktor-faktor tersebut di antaranya meliputi:

  • Usia.
  • Waktu diagnosis.
  • Perkembangan dan penyebaran kanker.
  • Jenis leukemia apa yang diderita.
  • Riwayat keluarga dengan kondisi darah dan leukemia.
  • Tingkat kerusakan tulang.
  • Paparan bahan kimia tertentu, seperti bensin dan beberapa petrokimia.
  • Paparan jenis kemoterapi dan terapi radiasi tertentu.
  • Mutasi kromosom.
  • Respon tubuh terhadap pengobatan.
  • Jumlah sel darah.
  • Kebiasaan merokok.

Dukungan untuk Para Penderita Leukemia

Menerima diagnosis leukemia, tentunya akan mengubah nasib hidup dan menantang bagi penderita maupun orang yang mereka cintai.

Sangat wajar bilamana si penderita merasakan campuran emosi setelah mendapati diagnosis ini. Mengharap-harapkan sembuh dari leukimia sudah pasti, namun rasa khawatir takkan semudah itu untuk pergi.

Setiap orang bisa mengeluarkan reaksi yang berbeda dalam situasi ini. Beberapa dari kita mungkin mencoba memasang wajah berani untuk melindungi orang yang mereka cintai, sementara yang lain akan mencari dukungan secara terbuka.

Penting untuk diingat, bahwa banyak lingkungan yang mendukung penderita leukimia, bagi siapa pun ia serta dari berbagai sumber kalangan. Hal ini termasuk:

  • Seorang Dokter: Anda bisa mengajukan pertanyaan tentang leukemia, gejalanya, pilihan pengobatan, tahapan, dan tingkat kelangsungan hidup dapat membantu seseorang memahami kondisi mereka.
  • Teman dan Keluarga: Teman dan keluarga dapat memberikan dukungan yang intim dan emosional. Mereka juga dapat membantu seseorang dengan tugas sehari-hari yang mungkin menjadi terlalu sulit karena gejala atau pengobatan leukemia.
  • Kelompok Pendukung: Kelompok -kelompok ini berguna untuk bertemu orang lain yang dapat menawarkan nasihat dan dukungan dari pengalaman atau keahlian mereka sendiri. Ada kelompok pendukung untuk penderita leukemia dan orang yang mereka cintai.
  • Yayasan Amal: Organisasi, seperti Yayasan Kanker Indonesia di antaranya, berdedikasi untuk memberikan dukungan kepada orang-orang dengan diagnosis kanker. Mungkin juga ada badan amal lokal dan sumber daya online yang dapat membantu seseorang memahami dan mengelola kondisinya.

Akhir Kata

Semua orang tentu ingin menjauhi penyakit ini. Yup, apalagi kalau bukan leukimia. Hal tersebut tak lain berangkat dari kekhawatiran akan resiko kematian yang begitu tinggi menghantui, dan ditambah lagi dengan kecilnya peluang kesembuhan.

Meski begitu, jika ditanya apakah leukimia bisa sembuh atau tidak, maka tetap saja penyakit ini pun dapat diobati. Yakinlah bahwa setiap penyakit tetap ada jalan kesembuhannya.

Semoga bermanfaat.

Penting! Kenali Gejala Kanker Darah Berdasarkan Jenisnya

Penting! Kenali Gejala Kanker Darah Berdasarkan Jenisnya

Tahukah Anda? Bahwa gejala kanker darah dapat berbeda-beda di setiap penderitanya, lho. Iya, karena secara umum kanker darah dapat dibagi menjadi 3 jenis lagi, maka gejala di tiap kondisi pun bisa berbeda.

Tidak seperti kebanyakan jenis kanker lainnya, kanker darah tidak selalu menimbulkan benjolan pada area tubuh tertentu.

Sekalipun muncul, mungkin akan sulit mengetahuinya kalau itu kanker darah, karena lokasi benjolan ada di bagian tubuh lain (bukan darahnya yang membengkak).

Terlebih lagi, gejala yang muncul juga kadang mirip layaknya penyakit lain, seperti gejala pada flu biasa misalnya. Hal ini tentu cukup mengkhawatirkan, karena beresiko membuat deteksi dan penangannya menjadi terlambat.

Kanker Darah dan Ciri yang Biasa Mengindikasikannya

Kanker Darah dan Gejalanya
Pixabay

Karena gejalanya yang banyak dan berbeda-beda tadi, ditambah lagi kadang tidak menimbulkan benjolan seperti halnya jenis kanker lain, maka penting sekali untuk mengetahui gejala-gejala tersebut sebagai salah satu bentuk antisipasi diri terhadap penyakit ini.

Secara umum, gejala-gejala berikut inilah yang biasa muncul mengindikasikan adanya kanker darah:

  • Badan mengalami demam.
  • Selain demam, tubuh juga mungkin akan terasa menggigil.
  • Penderitanya mungkin mengalami mual, bahkan hingga muntah-muntah.
  • BAB terasa sulit, atau yang dikenal dengan istilah sembelit.
  • Tenggorokan turut merasakan sakit.
  • Sakit kepala juga bisa terjadi.
  • Stamina menurun, di mana mengakibatkan tubuh menjadi cepat lelah.
  • Mengeluarkan keringat di malam hari.
  • Pada area kulit terlihat ada bintik-bintik merah yang muncul.
  • Rentan mengalami infeksi.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening mungkin terjadi. Misal di area selangkangan, ketiak, atau leher.
  • Tulang dan sendi terasa nyeri, utamanya di bagian tulang dada dan tulang belakang.
  • Lebih rentan mengalami memar dan pendarahan, seperti mimisan misalnya.
  • Napas menjadi lebih sesak.

Supaya lebih mudah dalam memahami gejalanya, serta akurat sesuai kondisinya, kita akan coba membahasnya satu per satu berdasarkan jenis kanker darahnya itu sendiri.

Silakan simak dan pahami penjelasannya di bawah ini:

#1. Gejala Kanker Darah Leukimia

Ilustrasi Leukimia
Belhope.ru

Leukimia, singkatnya adalah kanker darah pada sel darah putih, di mana penyakit ini terjadi ketika sel darah putih dalam tubuh diproduksi secara berlebih dan abnormal.

Bisa dibilang, leukimia inilah yang paling tidak asing di telinga masyarakat awam soal kanker darah. Bagaimana tidak? Banyak tokoh ternama yang meninggal akibat penyakit ini. Di antaranya ialah ibu Ani Yudhoyono, istri dari mantan presiden RI keenam, SBY.

Lantas apa sajakah gejala dari penyakit kanker darah jenis leukimia ini? Ternyata, gejala leukimia tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disebutkan di atas tadi. Di antaranya sebagai berikut:

  • Tubuh demam serta menggigil.
  • Merasa sangat lelah. Bahkan, rasa lelah tersebut tak kunjung hilang sekalipun penderitanya sudah beristirahat.
  • Mengalami penurunan berat badan secara signifikan.
  • Penderitanya juga mungkin akan mendapati gejala anemia.
  • Muncul bintik-bintik merah pada permukaan kulit.
  • Mudah mengalami memar-memar.
  • Sering mengalami mimisan.
  • Keluar keringat secara berlebihan, khususnya di malam hari.
  • Infeksi kerap menghantui.
  • Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Pembengkakan pada hati dan limpa, yang dampaknya menjadi tidak nyaman di perut.

Belum sampai di situ. Gejala-gejala tersebut, kondisinya dapat memburuk jika kanker darah leukimia yang dialami sampai menyumbat pembuluh darah di bagian tubuh tertentu. Contoh gejala lanjutan yang dapat terjadi:

  • Mengalami sakit kepala yang luar biasa.
  • Mual-mual hingga muntah.
  • Hilang kendali atas otot.
  • Tulang dan sendiri terasa nyeri.
  • Penderita menjadi linglung.
  • Bahkan kejang-kejang pun dapat terjadi.

#2. Gejala Kanker Darah Limfoma

Gejala Kanker Darah Limfoma
Pixabay

Limfoma adalah jenis kanker darah, di mana penyakit ini berawal ketika terjadi pertumbuhan sel kanker yang menyerang limfosit (sel darah putih). Hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan pada limfadenofati, atau yang lebih dikenal dengan kelenjar getah bening.

Berbeda dengan kanker darah leukimia. Meski sama-sama menyerang sel darah putih, namun kasus limfoma biasanya berawal dari sel darah putih pada kelenjar getah bening, sedangkan leukimia biasanya dari sumsum tulang.

Gejala utama kanker darah limfoma ialah terjadinya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Karena itu, di tubuh penderitanya akan didapati benjolan pada area ketiak, leher, atau selangkangan.

Lebih dari itu, limfoma juga dapat meninggalkan gejala lain, seperti:

  • Penderitanya mengalami demam.
  • Batuk-batuk.
  • Merasa gatal-gatal.
  • Tubuh mudah lelah.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Terjadinya penurunan berat badan secara drastis.
  • Mengalami sesak napas.

#3. Gejala Kanker Darah Multiple Myeloma

Gejala Multiple Myeloma
Hematologyadvisor.com

Selanjutnya adalah kanker darah jenis multiple myeloma. Kanker jenis ini menyerang sel plasma (sel darah putih pembentuk antibodi) dan berawal dari sumsum tulang. Perkembangan sel plasma yang menjadi tidak normal dapat mengganggu sel-sel sehat di area sekitarnya.

Apa yang menjadi gejala utama dari multiple myeloma ini? Karena berawal dari sumsum tulang, maka umumnya si penderita akan mengalami rasa nyeri pada bagian tulang.

Kendati demikian, di awal pertumbuhannya, kanker multiple myeloma sering kali tidak meninggalkan gejala pada penderita. Di tahap ini, penderita mungkin masih merasa sehat-sehat saja, dan di mengeluhkan gejala apa pun.

Kemudian setelah penyakit berkembang, maka mulailah gejala bermunculan satu per satu. Di antara gejala yang dapat mengindikasikan multiple myeloma, antara lain:

  • Tulang terasa nyeri. Terutama pada bagian tulang rusuk, tulang panggul, atau tulang belakang.
  • Memiliki resiko lebih tinggi mengalami patah tulang.
  • Juga memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit infeksi.
  • Tulang kaki turut merasa lemas, bahkan mungkin hingga mati rasa, alias kebas.
  • Memar-memar mudah terjadi.
  • Penderitanya mudah mengalami mimisan atau gusi yang berdarah.
  • Mual-mual dan muntah.
  • Nafsu makan menurun.
  • Berat badan juga turun signifikan.
  • Mengalami anemia.
  • Sembelit dan perut terasa sakit.
  • Sering merasa lelah, tanpa tahu apa faktor yang menyebabkannya.
  • Mengalami sakit kepala.
  • Pandangan mata semakin kabur.
  • Menjadi linglung dan sering bingung.

Kapan Sebaiknya Periksa ke Dokter?

Jika Anda mendapati beberapa gejala yang telah disebutkan di atas tadi, segera konsultasi ke dokter untuk memastikannya. Deteksi dini perlu dilakukan demi mencegah perkembangan kanker darah dan komplikasi, sehingga bisa memperoleh penanganan yang lebih baik.

Sebagian besar gejala yang biasa mengindikasikan kanker darah memang tidak khas. Karena tidak khas, penderitanya mungkin tidak menyadari keberadaan kanker yang dialaminya, dan malah menganggapnya penyakit lain.

Namun, jika sudah sampai ada gejala berupa benjolan pada ketiak, selangkangan, atau leher, maka gejala tersebut sudah semakin mengarah kepada kanker darah, khususnya jenis limfoma.

Jika penderita kanker darah sudah selesai dalam pengobatannya, disarankan untuk tetap melakukan kontrol setelahnya, karena dikhawatirkan penyakit tersebut kambuh lagi di kemudian hari.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan tentang gejala kanker darah yang biasa mengindikasikan penyakitnya. Bahasan ini sengaja dibuat berdasarkan gejala di tiap jenisnya, agar lebih mudah dipahami dan dimengerti perbedaannya.

Meski begitu, tak dapat dipungkiri juga bahwa gejala yang muncul antara tiap jenis tersebut memiliki persamaan di beberapa kondisi. Jadi, jalan terbaik untuk memastikannya tetaplah dengan berkonsultasi langsung dengan dokter, apabila mendapati gejala-gejala tadi.

Semoga bermanfaat.

Kanker Serviks Pada Pria, Apa Iya Mungkin Terjadi?

Kanker Serviks Pada Pria, Apa Iya Mungkin Terjadi?

Sebagian orang bertanya-tanya soal kanker serviks pada pria. Mungkin ini berangkat dari kekhawatirannya, mengingat penyakit ini memang sangat mengerikan dan sering kali mengantarkan penderitanya pada kematian.

Meski penyebab jelasnya masih diragukan, namun banyak ahli yang meyakini bahwa kanker ini masih berkaitan erat dengan infeksi virus HPV.

Sebagai virus, tentu HPV juga tidak akan pandang bulu. Tidak peduli apa jenis kelamin seseorang, virus ini tetap mampu menginfeksinya.

Pertanyaannya sekarang, jika memang kanker serviks itu disebabkan oleh virus HPV, apakah seorang pria juga dapat menderita jenis kanker ini?

Bahasan inilah yang akan kita jawab pada kesempatan kali ini. Yuk, simak!

Apa Itu Virus HPV?

Human Papillomavirus
Pixabay

HPV (Human papillomavirus) adalah jenis virus yang diketahui menjadi pemicu kanker serviks pada wanita. Sebab, mayoritas kasus kanker serviks yang terjadi disebabkan oleh infeksi virus ini

Bukan hanya kanker serviks sebetulnya. Virus ini menyerang permukaan kulit, menginfeksinya, sehingga dapat mengakibatkan penyakit-penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dapat terjadi akibat infeksi virus HPV, antara lain:

  • Beberapa jenis kanker, seperti kanker serviks, kanker anus, hingga kanker lidah.
  • Kutil pada area tubuh tertentu, seperti kutil kelamin, wajah, tangan, hingga kaki.

Tidak semua infeksi virus HPV dapat menjadi kanker serviks. Alasannya tadi, karena virus ini bisa juga menjadi penyebab dari penyakit lainnya, atau justru tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berarti.

Apa yang menjadi perantara penularan virus ini?

Kontak langsung jawabannya. Penularan infeksi dari virus HPV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita yang sebelumnya telah terinfeksi. Misalnya:

  • Masuk melalui luka pada kulit.
  • Aktivitas hubungan seksual, apalagi jika dilakukan secara tidak sehat.
  • Ibu hamil yang menularkan pada bayi yang dilahirkannya.
  • Dan lain-lain.

Selain itu, beberapa kondisi juga diketahui dapat meningkatkan resiko seseorang tertular virus ini:

  • Memiliki kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual.
  • Melakukan hubungan seksual melalui anus.
  • Mengidap penyakit seksual. Misalnya klamidia atau gonore.
  • Terdapat luka yang terbuka pada kulit.
  • Sistem imun yang lemah.

Baik perantara penularan maupun kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan resiko tertularnya virus HPV, sama-sama dapat terjadi pada pria maupun wanita. Lantas, apa benar kanker serviks juga bisa terjadi pada pria?

Mari kita jawab di poin berikutnya.

Apakah Kanker Serviks Pada Pria Mungkin Terjadi?

Penjelasan Utama Soal Kanker Serviks Pada Pria
Pixabay

Tahukah Anda apa itu serviks? Sederhananya, serviks adalah leher rahim. Bagian ini terletak pada ujung rahim yang mengarah ke vagina dalam rangkaian sistem reproduksi wanita.

Nah, karena hanya wanita yang memiliki rahim, maka kanker serviks tentu hanya dapat terjadi pada wanita saja. Sedangkan pada pria, karena sistem reproduksinya berkebalikan, maka pria tidak dapat menderita kanker jenis ini.

Kendati demikian, faktor penyebab kanker serviks itu sendiri tetap dapat menular pada pria. Dalam hal ini, yang dimaksud ialah virus HPV tadi. Meski tidak menjadi kanker serviks, namun infeksi HPV pada pria dapat menyebabkan penyakit lainnya.

Meski Tidak Sebabkan Kanker Serviks Pada Pria, Penularan HPV Tetap Perlu Diantisipasi

Mencegah Penularan Infeksi HPV
Pixabay

Mengingat bahaya akan virus HPV yang ternyata dapat menginfeksi wanita maupun pria, maka langkah antisipasi tetap perlu diterapkan, termasuk oleh pihak pria juga tentunya.

Terlebih lagi, jika seorang pria tersebut sudah menikah, maka kewaspadaan perlu ditekankan lagi, karena dalam kondisi ini, ia sudah beresiko menularkan lagi infeksi HPV kepada pasangannya.

Akan tetapi, lagi-lagi kita mendapati satu masalah yang serupa. Ketika kanker serviks terjadi pada wanita, biasanya tidak nampak gejala di awal kehadirannya, bukan? Pun sama halnya ketika infeksi HPV terjadi pada pria. Infeksi tersebut sering kali tidak memunculkan gejala yang khas sama sekali.

Oleh karena itu, banyak orang yang tidak menyadari telah terinfeksi oleh virus ini. Di antara dampak buruknya, ialah ketika orang yang terinfeksi virus tersebut telah beristri, maka ia berpotensi menularkannya tanpa sadar akan hal ini.

Selain itu, gejala yang tidak terdeteksi juga dapat mengakibatkan proses penanganan menjadi terlambat. Padahal, proses pengobatan akan lebih efektif jika diatasi sejak dini, sebelum kondisi penyakit semakin memburuk lagi.

Baca Juga: Cara Mencegah Kanker Serviks.

Kanker Serviks Pada Pria Tidak Dapat Terjadi, Namun Penyakit Inilah yang Menjadi Pengganti

Ilustrasi Penyakit Akibat HPV
Pixabay

Seperti yang telah disinggung sedikit di atas, infeksi dari virus HPV biasanya berkaitan dengan beberapa jenis kutil dan kanker. Di kondisi yang parah, infeksi ini dapat menyebabkan kanker, hingga menyebabkan kematian karena kanker yang dideritanya itu.

Meski pada pria tidak menyebabkan kanker serviks, namun jenis kanker lain mungkin dapat terjadi dari infeksi HPV. Misalnya kanker penis, di mana kanker ini identik dengan pria, layaknya kanker serviks pada wanita.

Perlu dipahami bahwa gejala yang timbul akibat infeksi HPV dapat berbeda-beda, tergantung dari penyakit apa yang disebabkannya. Selain itu, gejala-gejala tersebut juga mungkin tidak langsung muncul, melainkan baru terlihat setelah kondisi terbilang parah.

Nah, berikut ini adalah beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh virus HPV pada pria:

#1. Kanker Penis

Kanker penis sejatinya tergolong jenis kanker yang langka. Namun jika terjadi, kasus penderita kanker penis lebih sering didapati pada pria yang tidak melakukan sunat. Kanker ini juga dapat terjadi akibat penularan virus HPV dari pasangan seksual yang menderita kanker serviks.

Di antara gejala kanker penis akibat infeksi HPV, antara lain:

  • Terdapat perubahan warna kulit pada penis.
  • Permukaan kulit di sekitar semakin tebal.
  • Terjadi pembesaran jaringan.
  • Jaringan juga mengalami pertumbuhan yang tidak normal.
  • Terdapat luka koreng.
  • Kadang disertai dengan pendarahan dan rasa nyeri.
  • Dan lain-lain.

#2. Kanker Anus

Jenis kanker lainnya yang dapat terjadi akibat infeksi HPV pada pria adalah kanker anus. Kanker jenis ini juga termasuk salah satu yang relatif jarang terjadi. Namun jika merasa terinfeksi HPV, maka penyakit ini perlu diwaspadai.

Apa saja gejala yang terlihat dari kanker anus?

  • Terjadi pendarahan pada anus.
  • Timbul rasa nyeri di sekitar anus.
  • Bisa juga berupa gatal.
  • Bentuk dan pola buang air besar tidak normal.
  • Terlihat ada cairan yang keluar.
  • Kelenjar getah bening di sekitar anus mengalami pembengkakan.
  • Dan gejala lainnya.

#3. Kanker Tenggorokan

Bahkan kanker tenggorokan pun dapat terjadi akibat infeksi dari virus HPV ini. Meski tidak selalu, tapi virus ini termasuk salah satu yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker di area tenggorokan.

Beberapa gejala kanker tenggorokan, yaitu:

  • Penderita mengalami perubahan suara.
  • Mengalami kesulitan untuk menelan.
  • Tenggorokan atau bahkan telinga terasa sakit.
  • Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
  • Terdapat benjolan pada leher.
  • Dan lain sebagainya.

#4. Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit akibat virus HPV yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penderita yang mengalami penyakit ini, memiliki benjolan kecil yang terletak pada area sekitaran kelamin hingga anus.

Infeksi HPV yang menyebabkan kutil kelamin, biasanya dicirikan dengan gejala-gejala berikut:

  • Terdapat benjolan kecil di area kelamin, selangkangan, atau anus.
  • Warna benjolan serupa dengan warna kulit, atau sedikit lebih gelap.
  • Bentuknya menyerupai kembang kol.
  • Gatal, nyeri, sensasi terbakar, atau perasaan-perasaan tidak nyaman lainnya.
  • Terdapat pendarahan saat berhubungan seksual.

Baca Juga: Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita.

Akhir Kata

Begitulah kiranya pembahasan kita kali ini, tentang kanker serviks pada pria.

Dari pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa kanker serviks memang tidak mungkin terjadi pada pria, karena pria tidak memiliki rahim. Meski begitu, virus HPV yang menjadi penyebabnya tetap dapat menular pada pria, namun menimbulkan masalah kesehatan lainnya.

Semoga bermanfaat.

Siapkah Anda Menghindari 8 Makanan Penyebab Kanker Serviks Ini?

Siapkah Anda Menghindari 8 Makanan Penyebab Kanker Serviks Ini?

Kanker serviks diduga kuat memang berkaitan dengan infeksi virus HPV. Namun demikian, ada beberapa jenis makanan penyebab kanker serviks yang juga patut diwaspadai, jika Anda ingin mencegah terjadinya penyakit ini.

Iya, di antara langkah-langkah mencegah kanker serviks ialah dengan senantiasa menjaga pola, gaya, serta kebiasaan hidup yang sehat. Tak terkecuali dalam menjaga apa-apa saja yang kita konsumsi ke dalam tubuh tentunya.

Jika kebiasaan makan yang kita lakukan asal-asalan, bukan tidak mungkin hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya mutasi pada sel-sel di area serviks, sehingga menjadi kanker.

Makanan Penyebab Kanker Serviks

Nah, pada artikel ini, kita akan membahas tentang golongan-golongan makanan yang diketahui dapat menyebabkan kanker serviks serta mempercepat perkembangannya.

Makanan-makanan di bawah ini mungkin tidak secara langsung menyebabkan kanker serviks, namun memiliki kontribusi dalam mewujudkan terjadinya mutasi pada sel-sel tertentu hingga menjadi kanker.

Apa saja makanan yang dimaksud? Berikut di antaranya:

#1. Makanan Penyebab Kanker Serviks Pertama, Ultra-Processed Food

Makanan Ultra Proses
Pixabay

Penggunaan istilah makanan ultra-proses sejatinya relatif baru. Penamaan ini kurang lebih digunakan untuk mengklasfikasikan makanan berdasarkan tingkat pengolahannya.

Gambaran sederhananya seperti ini:

  • Unprocessed foods: Makanan yang tidak diolah terlebih dahulu, seperti buah dan sayur.
  • Processed foods: Makanan yang diolah, seperti makanan kaleng atau makanan yang diasapkan.
  • Ultra-processed foods: Makanan yang sudah diolah dan masih diberi pemanis, pengawet, atau zat-zat berbahan kimia lainnya, seperti es krim, sosis, naget, dan lainnya.

Nah, bisa dikatakan bahwa makanan ultra-proses juga masih bagian dari makanan yang diproses. Meski demikian, pada tingkatan ini makanan sudah menjadi lebih tidak sehat, karena terkandung zat-zat tambahan berbahan kimia di dalamnya.

Oleh sebab itu, makanan yang masuk ke dalam kategori ultra-proses sebaiknya dihindari, demi mencegah terjadinya kanker serviks.

#2. Makanan Cepat Saji (Junk Foods)

Makanan Cepat Saji Sebabkan Kanker Serviks
Pixabay

Masyarakat di zaman ini sudah sangat erat sekali hubungannya dengan junk foods. Makanan ini kerap menjadi pilihan makan siang, saat seseorang sedang melakukan aktivitasnya di kantor, berada di rest area dalam perjalanan, hingga saat berekreasi di pusat perbelanjaan.

Sebab, selain rasanya yang terbilang lezat, makanan cepat saji juga sangat mudah didapatkan di kondisi-kondisi semacam itu. Tanpa perlu menunggu waktu lama, kita sudah bisa langsung menyantapnya.

Makanan-makanan yang tergolong junk foods di antaranya termasuk burger, hot dog, kentang goreng, donat, dan lain-lain.

Padahal, makanan-makanan semacam ini sebaiknya dihindari, lho. Bukan hanya karena beresiko menyebabkan kanker serviks saja, namun juga terbukti dapat menjadi sumber dari penyakit lainnya, seperti obesitas, diabetes, hingga jantung.

#3. Makanan Instan, Dalam Kaleng Khususnya

Yang Instan Juga Termasuk Makanan Penyebab Kanker Serviks

Makanan kalengan juga tak kalah sering dikonsumsi oleh kebanyakan orang. Tanpa perlu skill memasak yang tinggi, siapa pun dapat mengolah makanan seperti ini. Bahkan sebagian makanan kalengan bisa langsung dihidangkan tanpa diolah lagi.

Variasi makanan dalam kaleng juga sangat beragam macamnya. Ada olahan dari ikan-ikanan, seperti sarden, tuna, hingga makarel. Ada juga kornet, baik daging sapi maupun kerbau, dengan berbagai varian rasa lagi di dalamnya.

Sayangnya, kaleng kemasan yang digunakan sering kali mengandung senyawa BPA (bisphenol A), di mana kandungan ini dapat mencemari makanan di dalamnya. Akibatnya, makanan tersebut jadi beresiko menyebabkan kanker.

Memang tidak semua makanan instan mengandung senyawa BPA tadi. Meski demikian, mengonsumsi makanan instan tetap kurang dianjurkan. Lebih baik konsumsi saja makanan segar yang diketahui lebih menyehatkan.

#4. Makanan yang Terkontaminasi Pestisida atau Bahan Kimia Lainnya

Pestisida Sebabkan Kanker Serviks Juga
Pixabay

Seiring berkembangnya zaman, penggunaan bahan kimia menjadi semakin sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya oleh kalangan petani. Mereka menggunakan pestisida untuk mencegah hama pada sayuran dan buah-buahan yang ditanamnya. Seolah tak punya pilihan karena resiko gagal panen yang menghantui.

Pun dalam produksi makanan. Makanan kemasan apa sih, sekarang yang tidak dibumbui dengan pengawet, pewarna, atau penambah rasa? Kebanyakan di antaranya tentu berbahan kimia.

Padahal, seperti yang kita ketahui, penggunaan zat-zat semacam itu tidak menyehatkan. Banyak penyakit bisa timbul akibat mengonsumsinya, di mana salah satunya termasuk kanker serviks pada wanita.

Oleh karena itu, mulai saat ini, mari pastikan untuk senantiasa mencuci bersih terlebih dahulu buah dan sayuran yang kita beli sebelum dikonsumsi. Syukur-syukur kalau bisa konsumsi yang organik, tanpa penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida.

Kurangi konsumsi makanan-makanan yang mengandung pengawet, penambah rasa, dan pewarna buatan, serta biasakan diri untuk memasak harian tanpa penggunaan bahan-bahan tersebut.

#5. Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

Terlalu Banyak Gula
Pixabay

Pada dasarnya, gula adalah salah satu sumber energi yang diperlukan tubuh. Hanya saja, sebagian orang kadang terlena akan kenikmatannya, sehingga mengonsumsinya secara berlebihan. Alhasil, gula malah mendatangkan penyakit bagi penikmatnya.

Nah, saat bicara tentang makanan dengan kadar gula yang tinggi, ternyata bukan hanya penyakit diabetes saja yang menghantui. Sebab, makanan-makanan seperti ini juga dapat meningkatkan resiko seorang wanita menderita kanker serviks.

#6. Makanan yang Memiliki Kandungan Lemak Tinggi

Makanan dengan Kandungan Lemak Tinggi
Pixabay

Makanan dengan kandungan lemak tinggi juga diketahui menjadi salah satu makanan yang dapat meningkatkan resiko kanker serviks.

Apa alasannya? Hal ini dikarenakan lemak tinggi yang terkandung pada makanan dapat meningkatkan produksi hormon estrogen, di mana jika hormon ini diproduksi secara berlebih, area serviks wanita menjadi lebih rentan ditumbuhi oleh sel-sel kanker.

Selain itu, pada pasien-pasien yang menderita kanker serviks, mereka yang tidak menjauhi makanan lebih berpotensi gagal dalam penyembuhan (meninggal) dalam hitungan 7 tahun setelah diagnosa.

Di antara makanan yang memiliki kandungan lemak tinggi goreng-gorengan serta daging olahan. Sebaiknya kurangilah mengonsumsi makanan-makanan ini, sebagai upaya kita dalam mencegah kanker serviks.

#7. Makanan yang Dimasak dengan Cara Dibakar

Makanan yang Dibakar Picu Kanker Serviks
Pixabay

Makanan selanjutnya ialah makanan-makanan yang diolah dengan cara dibakar, sehingga terdapat banyak bagian yang menghitam di sana.

Proses pembakaran akan menghasilkan senyawa HCA (heterocyclic amines) dan PAH (polycyclic aromatic hydrocarbons). Kedua senyawa ini diketahui mampu meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit kanker.

Jika ingin mengonsumsi makanan yang dibakar, biasakan untuk tidak membakarnya terlalu lama. Kita bisa mengakalinya dengan merebus makanan tersebut untuk mematangkan bagian dalamnya dulu, dan mendapatkan tekstur dari bakaran secukupnya saja.

#8. Minuman Beralkohol Juga Termasuk Salah Satu Makanan Penyebab Kanker Serviks

Makanan dan Minuman Beralkohol
Pixabay

Orang-orang sudah tahu, bahwa minuman beralkohol sangat tidak baik bagi kesehatan. Banyak penyakit yang bisa timbul akibat kebiasaan mengonsumsi minuman ini. Salah satunya termasuk kanker serviks yang sedang kita bahas di sini.

Belum lagi, mereka yang biasa mengonsumsi minuman beralkohol, biasanya juga memiliki kebiasaan merokok. Padahal, rokok pun termasuk salah satu hal yang harus dihindari jika seseorang ingin mencegah dirinya dari penyakit kanker.

Baca Juga: Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Akhir Kata

Itulah beberapa golongan makanan penyebab kanker serviks.

Bagaimana? Adakah di antara makanan-makanan tadi yang masih rutin Anda konsumsi? Jika iya, apa Anda sudah siap untuk meninggalkannya?

Semoga saja kita bisa menghindari makanan-makanan penyebab kanker serviks di atas, ya. Jika tidak bisa seutuhnya, sebisa mungkin kita harus punya keinginan kuat untuk meminimalisir konsumsinya.

Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Semoga bermanfaat.

Yuk, Terapkan 7 Cara Mencegah Kanker Serviks Berikut Ini

Yuk, Terapkan 7 Cara Mencegah Kanker Serviks Berikut Ini

Bagaimana ya, cara mencegah kanker serviks secara efektif? Pertanyaan ini banyak diutarakan, berangkat dari kekhawatiran akan penyakit mengerikan ini.

Wajar saja. Kanker serviks bukanlah suatu penyakit yang dapat dianggap remeh. Keberadaannya yang sering kali tidak langsung terdeteksi, ditambah lagi dengan adanya resiko kematian yang turut menghantui, menjadi alasan mengapa penyakit ini sebisa mungkin perlu dihindari.

Namun masalahnya tadi, banyak di antara kita yang masih belum mengetahui, langkah-langkah apa saja yang mesti dilakukan dalam maksud mencegah kanker serviks ini.

Cara Mencegah Kanker Serviks

Yuk, simak beberapa langkah yang dapat diterapkan, guna menghindari kanker serviks sekaligus memelihara kesehatan area terkait:

#1. Mendapat Vaksinasi HPV

Pemberian Vaksin HPV
Pixabay

Infeksi virus HPV (human papillomavirus) diketahui menjadi faktor paling sering dalam menyebabkan kanker serviks pada wanita.

Saat seseorang tertular dan terinfeksi oleh virus ini, maka dampak yang dapat terjadi ialah displasia serviks, atau kondisi di mana terjadinya perkembangan sel yang tidak normal (abnormal) pada leher atau mulut rahim.

Di kondisi yang parah, jika orang tersebut tertular virus HPV dengan resiko tinggi, maka kondisi semacam ini dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Oleh karena itu, mendapat vaksinasi HPV menjadi salah satu langkah pencegahan paling tepat dalam mengantisipasi kanker serviks.

Kapan sebaiknya seorang wanita mendapat vaksin untuk virus HPV ini?

Vaksin HPV sendiri telah tersedia untuk berbagai kalangan usia. Namun efektifnya, vaksinasi HPV lebih baik dilakukan pada rentang usia 9 sampai 13 tahun, atau lebih tepatnya ketika seseorang tersebut belum aktif secara seksual.

#2. Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Secara Rutin

Ilustrasi Pemeriksaan Pap Smear
Pixabay

Jika vaksinasi HPV sebaiknya dilakukan sebelum seorang wanita aktif secara seksual, maka setelah ia aktif secara seksual, langkah pencegahan kanker serviks yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan pap smear.

Bukan hanya sekali, namun pap smear perlu dilakukan secara berkala. Mengapa demikian? Sebab, hal ini bertujuan sebagai bentuk upaya deteksi dini atas adanya perkembangan sel yang abnormal dan kanker serviks.

Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya “kenapa sih, harus dideteksi sejak dini segala?”. Ternyata ini pun bukan tanpa alasan, lho.

Kanker serviks biasanya tidak menunjukkan gejala yang khas di awal kehadirannya. Padahal, di saat seperti inilah kanker serviks masih berpeluang besar untuk disembuhkan.

Sebaliknya, jika kanker serviks mulai menunjukkan gejala-gejala yang mengganggu, dan si penderita baru menyadari kehadiran kanker serviks di tahap ini, maka peluang sembuhnya sudah semakin kecil. Akhirnya, proses pengobatan pun menjadi terlambat.

Sekarang dapat dipahami bukan, mengapa kanker serviks perlu dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan pap smear?

Untuk melakukan pemeriksaan pap smear, maka prosedur ini dapat dilakukan di rumah sakit atau laboratorium medis.

Sebaiknya pap smear mulai dilakukan sejak seseorang aktif secara seksual, dilakukan secara berkala setidaknya 3 tahun sekali, serta sampai memasuki usia 65 tahun.

#3. Cara Mencegah Kanker Serviks Dilanjut dengan Mengikuti Pemeriksaan Lain yang Dianjurkan Dokter

Pemeriksaan Lanjutan Anjuran Dokter
Pixabay

Jika setelah prosedur tes pap smear dilakukan, kemudian dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan melalui tes lain, maka silakan ikutilah prosedur yang telah dianjurkan tersebut.

Pemeriksaan lanjutan yang dimaksud di sini dapat bervariasi, tergantung apa yang disarankan oleh dokter sebelumnya. Misalnya, melakukan tes pap smear lagi dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan, atau bahkan melanjutkannya ke pemeriksaan lain seperti tes kolposkopi.

#4. Membiasakan Kehidupan Seks yang Aman dan Sehat

Seks Secara Sehat Termasuk Cara Mencegah Kanker Serviks yang Efektif
Pixabay

Penyakit-penyakit di sekitar area kewanitaan sering kali berkaitan erat dengan masalah hubungan seksual. Pun pada kanker serviks, yang salah satu pemicunya juga dapat dipengaruhi oleh faktor ini.

Kanker serviks sendiri sejatinya bukanlah jenis penyakit menular. Namun virus HPV yang diduga kuat menjadi penyebabnya, diketahui dapat menular dari orang ke orang melalui aktivitas hubungan seksual.

Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa membiasakan kehidupan seksual yang aman dan sehat adalah suatu hal yang teramat penting. Bukan hanya demi mencegah kanker serviks, namun juga mencegah dari penyakit-penyakit di sekitar area kewanitaan lainnya.

Pastikan untuk tidak pernah berganti-ganti pasangan seksual, serta membiasakan penggunaan kondom sebagai pelindung demi meminimalisir resiko penularan virus HPV.

Selain itu, perlu diketahui juga bahwa virus HPV tidak hanya menular melalui penetrasi semata. Virus ini juga dapat menular melalui kontak seksual lainnya, misalnya seperti:

  • Sentuhan pada kulit di area genital
  • Oral seks
  • Anal seks
  • Bahkan hingga pengguna alat bantu.

#5. Membangun Pola Hidup Sehat Juga Termasuk Cara Mencegah Kanker Serviks yang Efektif, lho

Hidup Sehat untuk Cegah Kanker Serviks
Pixabay

Bukan rahasia lagi, bahwa gaya serta pola hidup yang sehat sudah sepatutnya akan melahirkan tubuh yang sehat pula.

Gaya hidup yang sehat semacam ini sudah menjadi tips jitu untuk menghindarkan diri dari berbagai macam serangan penyakit. Salah satunya termasuk kanker serviks yang sedang kita bahas kali ini.

Kebiasaan-kebiasaan positif seperti rutin berolahraga, rajin mengonsumsi buah dan sayuran, menghindari kebiasaan yang tidak sehat, serta menjaga kesehatan mental maupun pikiran, merupakan di antara tips yang dapat diterapkan dalam mencegah kanker serviks.

#6. Jangan Pernah Merokok

Cegah Kanker Serviks dengan Tidak Merokok
Pixabay

Masih berkaitan dengan pola hidup sehat, namun perlu ditekankan lebih detail lagi. Apalagi kalau bukan merokok?

Kebiasaan merokok mungkin sudah menjadi aktivitas yang lumrah bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Bukan hanya bagi pria, karena tidak sedikit juga kalangan wanita yang kecanduan akan hal ini.

Hal tersebut tentu sungguh disayangkan, karena anjuran menjauhi rokok telah diwanti-wantikan berulang kali sebagai upaya dalam mencegah kanker serviks maupun kanker-kanker lainnya.

Saat seseorang terpapar asap rokok, baik ia merupakan pihak aktif maupun pasif, maka bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya beresiko memicu terjadinya mutasi sel dan menjadi kanker.

Karena zat-zat berbahaya tersebut dihirup dan masuk ke paru-paru, kemudian mengalir bersama darah melalui sistem pembuluh darah pada tubuh, maka dampaknya tak hanya pada paru-paru semata, melainkan juga berbagai organ tubuh lainnya.

Lebih dari itu, wanita perokok juga diketahui memiliki resiko terserang kanker serviks 2 kali lebih tinggi ketimbang wanita yang tidak merokok, lho.

Hal ini terjadi karena kandungan rokok yang ditemukan pada lendir di area serviks, berkontribusi terhadap perkembengan sel kanker.

#7. Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

Jaga Kebersihan Area Kewanitaan
Pixabay

Satu lagi yang tak boleh dilewatkan dalam upaya mencegah kanker serviks pada wanita, adalah senantiasa menjaga kebersihan dari area kewanitaan itu sendiri.

Logikanya begini. Apabila kebersihannya saja tidak dijaga, bagaimana bisa organ tersebut dan bagian lain di sekitarnya dapat terhindar dari berbagai infeksi kuman, bakteri, hingga virus HPV yang notabene merupakan penyebab dari kanker serviks ini?

Anjuran ini bahkan perlu lebih ditekankan lagi, ketika seorang wanita sedang memasuki masa menstruasi atau mengalami keputihan. Karena di saat-saat seperti ini, kondisi area kewanitaan sedang lebih kotor dari biasanya.

Akhir Kata

Demikianlah 7 tips yang dapat kami bagikan, dalam rangka mencegah kanker serviks.

Kanker serviks memang merupakan penyakit yang mengerikan. Karena itu, upaya-upaya pencegahan penting sekali dilakukan untuk meminimalisir terserangnya diri kita dari penyakit ini.

Semoga bermanfaat.

Kanker Serviks Menular atau Tidak? Ini Penjelasannya

Kanker Serviks Menular atau Tidak? Ini Penjelasannya

Berbicara soal kanker serviks, maka banyak di antara kita yang bertanya-tanya, apakah kanker serviks menular atau tidak.

Penyakit ini masih menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi banyak orang, utamanya wanita. Bagaimana tidak? Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala di awal-awal kehadirannya, sehingga penangannya sering telat dan berakhir pada kematian.

Kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker yang menyerang area serviks, atau yang dikenal juga sebagai leher rahim.

Apakah Kanker Serviks Menular?

Penularan Kanker Serviks
hiptoro.com

Jadi, kanker serviks menular atau tidak, sih?

Penyakit kanker serviks pada dasarnya tidak dapat menular. Sebab, kanker serviks hanya akan terjadi ketika sel-sel di sekitaran serviks bermutasi menjadi ganas.

Namun, yang menjadi masalah ialah, apa yang menyebabkan terjadinya mutasi tersebut ternyata dapat menular, lho. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah virus HPV.

Virus HPV dikenal juga dengan nama human papillomavirus. Virus ini dapat menginfeksi beberapa bagian tubuh, sehingga menyebabkan terjadinya kanker serviks.

Selain kanker serviks, penyakit lain yang bisa terjadi akibat infeksi virus ini antara lain:

  • Kutil kelamin
  • Kanker anus
  • Kanker tenggorokan
  • Dan lain-lain

Karena apa yang memicu terjadinya kanker serviks dapat menular, maka tak heran banyak orang yang beranggapan bahwa penyakit ini termasuk jenis penyakit menular. Padahal, yang menular sejatinya adalah pemicunya, bukan penyakit yang timbul akibatnya.

Bagaimana Proses Penularan Kanker Serviks?

Proses Penularan Kanker Serviks
Pixabay

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kanker serviks ini menular melalui infeksi virus HPV. Jenis virus HPV ada banyak sekali. Namun yang paling sering menjadi penyebab kanker serviks adalah tipe 16 dan tipe 18.

Hubungan seksual diketahui menjadi salah satu perantara paling sering yang mengakibatkan terjadinya penularan virus ini. Karena itulah infeksi virus ini lebih sering dialami oleh remaja atau orang dewasa yang sudah aktif secara seksual.

Saat seorang penderita virus HPV melakukan hubungan seksual, maka ia berpotensi menularkan virus tersebut kepada pasangannya.

Meski sudah tertular, virus HPV tidak selalu mengakibatkan kanker serviks. Bisa jadi menjadi penyakit lainnya, bisa juga sembuh dengan sendiri, atau bahkan tidak menyebabkan masalah kesehatan apa-apa.

Akan tetapi, apabila seseorang yang terinfeksi kebetulan memiliki daya tahan tubuh lemah, atau mungkin virus yang menginfeksinya masuk ke dalam kriteria ganas, maka infeksi ini dapat berlanjut menjadi sebuah bencana.

Virus HPV yang menginfeksi tersebut akan memicu terjadinya proses mutasi genetik pada sel-sel sehat di sekitar area serviks, sehingga sel tersebut berubah menjadi abnormal, ganas, dan akhirnya menjadi sel kanker.

Belum sampai di situ. Meski sudah menjadi kanker, penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala di awal kehadirannya. Sedangkan begitu mencapai stadium akhir, satu demi satu gejala kanker serviks pun bermunculan.

Apa dampaknya? Tentu saja penanganan menjadi terlambat. Ketika sudah semakin parah, maka proses pengobatan pun akan lebih sulit dilakukan, dibandingkan jika segera mendapat pertolongan sejak dini.

Ingat! Penularan virus HPV ini lebih rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki kebiasaan seks bebas, apalagi jika sampai memiliki pasangan seksual lebih dari satu orang.

Apa Saja yang Bisa Menjadi Perantara Penularan Kanker Serviks?

Perantara Penularan
Pixabay

Hubungan seksual memang merupakan salah satu perantara yang paling sering menjadi jalan bagi penularan virus HPV.

Namun nyatanya bukan hanya itu saja. Sebab, virus penyebab kanker serviks tersebut dapat menular melalui hal lain juga. Dengan begitu, seseorang yang belum aktif secara seksual pun bisa menjadi korban dari keganasan virus ini.

Dikutip dari Liputan6.com, menurut salah satu penelitian Sexual Heath, penularan virus HPV tidak hanya menular hubungan seksual, namun bisa juga dari tempat-tempat tertentu, seperti tempat permiksaan dokter, pusat kebugaran, hingga kamar ganti.

Belum ditambah lagi dengan adanya anggapan, bahwa virus HPV juga dapat menular melalui toilet, salaman, hingga pegangan pintu.

Memang potensi penularannya tidak sebesar kontak seksual secara langsung. Namun setidaknya, gunakanlah celana atau rok yang lebih panjang sebagai bentuk kehati-hatian.

Selain itu, kita juga tidak dapat memvonis bahwa penderita kanker serviks selalu pelaku seks bebas. Banyak di antara mereka yang justru tertular HPV dari suaminya sendiri, atau mungkin melalui kemungkinan-kemungkinan yang telah disebutkan tadi.

Adakah Hal yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Penyakit Ini?

Pencegahan Kanker Serviks
Pixabay

Demi meminimalisir resiko terinfeksi virus HPV yang notabene merupakan penyebab kanker serviks, sudah sepatutnya bagi kita untuk senantiasa menerapkan langkah-langkah pencegahan.

Beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker serviks antara lain:

  • Lakukan vaksinasi virus HPV. Vaksinasi ini optimalnya diberikan sebelum seorang wanita mulai aktif secara seksual, dengan rentang usia antara 9 sampai 26 tahun.
  • Lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin, sejak Anda memasuki usia 21 tahun. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini kelainan serviks sebelum berubah menjadi kanker.
  • Hanya melakukan hubungan seksual secara sehat, dengan menjauhi seks bebas, tidak berganti-ganti pasangan, serta tidak memulai hubungan seksual di usia dini.
  • Senantiasa menjaga kebersihan area kewanitaan.
  • Jaga pola hidup sehat dan kebiasaan makan.
  • Jangan merokok.

Pada intinya, dengan senantiasa menjaga pola hidup yang sehat, diharapkan kita semua bisa terhindar dari berbagai macam penyakit, khususnya kanker serviks.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Tertular Kanker Serviks?

Mengobati Kanker Serviks
noticiasaominuto.com

Sedangkan jika sudah terlanjur tertular, maka hal apa yang harus dilakukan? Tentu saja jawabannya adalah dengan menjalani pengobatan.

Banyak penderita kanker -termasuk kanker serviks- enggan untuk memeriksakan kondisinya kepada dokter, karena merasa khawatir akan serangkaian pengobatan yang mungkin harus dilalui.

Padahal, jika pengobatan tersebut sampai telat dilakukan, dan kondisi kanker lepas dari pengawasan, maka penyakit ini justru bisa membawa musibah yang lebih besar lagi bagi penderitanya, yakni kematian.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk memeriksakan dan mengonsultasikan kondisi Anda kepada dokter, agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat. Dengan begitu, kanker serviks diharapkan bisa sembuh, atau setidaknya tidak memperburuk keadaan.

Nah, apa saja bentuk pengobatan yang biasa dilakukan pada penderita kanker serviks. Jawabannya ada beberapa, di antaranya sebagai berikut:

  • Metode operasi atau bedah.
  • Kemoterapi.
  • Radioterapi.
  • Dan masih ada beberapa metode pengobatan lainnya.

Detail bahasan seputar pengobatan kanker serviks, dapat Anda baca di artikel “Pengobatan Kanker Serviks” ini.

Akhir Kata

Demikianlah pembahasan tentang penularan kanker serviks. Semoga saja artikel ini sudah cukup rinci dalam menjawab pertanyaan, mengenai apakah kanker serviks menular atau tidak.

Pada intinya, penyakit kanker serviks sendiri sejatinya bukanlah suatu penyakit menular. Namun, yang menular adalah penyebab dari kanker serviks itu sendiri, yakni virus HPV.

Mari senantiasa menjaga kehidupan yang sehat, khususnya dalam kebiasaan seksual. Jauhi kebiasaan seks bebas, serta lakukanlah pemeriksaan pap smear secara rutin sebagai bentuk upaya pencegahan kanker serviks.

Sedangkan jika terlanjur mendapati ketidaknormalan pada area kewanitaan, apalagi jika sampai mendapati gejala-gejala kanker, segera lakukanlah pemeriksaan ke dokter untuk mendapat pengobatan.

Semoga bermanfaat.

Hati-Hati! Kenali 9 Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Ini

Hati-Hati! Kenali 9 Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Ini

Gejala awal kanker serviks pada wanita sering kali tidak diketahui. Penyakit ini muncul dalam senyap, dan biasanya baru menunjukkan gejala di akhir-akhir stadiumnya.

Itulah sebabnya mengapa penyakit ini sering terlambat mendapat pengobatan, sehingga menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Padahal, andai saja kanker serviks tersebut dideteksi sejak dini, maka peluang kesembuhannya terbilang besar.

Apa Faktor Penyebab Kanker Serviks?

Kanker serviks sendiri merupakan jenis kanker yang berkembang di area serviks atau leher rahim. Karena hanya wanita yang memiliki rahim, maka penyakit ini hanya bisa menyerang wanita.

Pada saat sel-sel sehat di area serviks tersebut mengalami mutasi dan menjadi ganas, di sinilah kanker serviks terbentuk.

Apa yang menjadi pemicu dari mutasi genetik tersebut terjadi, hingga saat ini pun masih belum diketahui secara pasti. Namun sering kali, kanker serviks ini terjadi pada penderita yang juga terinfeksi oleh virus HPV.

Apa itu virus HPV? Virus ini merupakan virus yang dapat menginfeksi berbagai sel dalam tubuh, termasuk area sekitaran serviks wanita. Selain itu, virus ini juga sering kali menular melalui hubungan seksual.

Selain virus HPV, ada beberapa faktor lain juga yang diduga mampu memicu perkembangan sel kanker di area serviks, di antaranya:

  • Penyakit seksual yang menular.
  • Penggunaan pil KB jangka panjang.
  • Berhubungan seksual di usia kurang dari 16 tahun.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Dan sebagainya.

Pembahasan lengkap tentang penyebab kanker serviks, dapat Anda baca di artikel ini.

Apa Saja Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita?

Sekali lagi, gejala awal kanker serviks pada wanita itu memang sulit dikenali. Sebab, biasanya penyakit ini tidak menimbulkan gejala saat baru memasuki stadium awal.

Lebih dari itu, jika seandainya terdapat gejala yang muncul, gejala tersebut tidak memiliki karakteristik yang khas, bahkan cenderung mirip penyakit lainnya.

Selanjutnya, pada stadium lanjut, barulah beberapa gejala terlihat. Namun di fase ini, kanker sudah terbilang parah dan mungkin sudah merembet ke jaringan sekitarnya.

Kendati demikian, ada beberapa kondisi yang patut dicurigai sebagai gejala awal kanker serviks pada wanita. Apa saja? Berikut pembahasannya:

#1. Perdarahan Abnormal, Bisa Menjadi Salah Satu Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita

Perdarahan Abnormal Pada Vagina
Pixabay

Salah satu gejala yang dapat terjadi ketika seseorang menderita penyakit kanker serviks adalah terjadinya perdarahan abnormal pada vagina.

Perdarahan apa yang masuk kategori abnormal di sini? Jawabannya ada beberapa. Perdarahan di luar masa menstruasi, menstruasi yang terlalu lama, setelah menopause, serta perdarahan setelah berhubungan intim termasuk di antaranya.

Selain itu, jika terjadi perdarahan pada vagina setelah melakukan pemeriksaan panggul atau douching, maka kondisi ini pun patut diperhatikan, karena dikhawatirkan merupakan gejala dari kanker serviks.

Perdarahan seperti ini juga dapat terjadi ketika kanker serviks sudah memasuki stadium akhir. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kanker sudah semakin memburuk, karena sudah menyebar dan merusak jaringan lainnya.

Memang tidak selamanya perdarahan yang abnormal tersebut mengindikasikan adanya kanker serviks, namun setidaknya hal ini bisa menjadi salah satu perhatian untuk segera dikonsultasikan lebih lanjut kepada dokter.

#2. Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita, Juga Dapat Ditandai Melalui Rasa Sakit Saat Berhubungan Intim

Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita Dapat Ditandai dengan Rasa Sakit Saat Seks
Pixabay

Kanker serviks juga dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa mana kala penderitanya sedang melakukan hubungan intim. Bahkan ini bisa menjadi lebih-lebih lagi terasa apabila kanker yang diderita sudah memasuki stadium akhir.

Hal ini dikarenakan, gesekan yang terjadi semasa hubungan intim akan menyakiti bagian tubuh yang ditumbuhi oleh sel-sel kanker.

Perlu dipahami bahwa tidak semua rasa sakit pada saat berhubungan intim selalu menjadi indikasi adanya penyakit kanker. Sebab, gejala ini juga justru bisa jadi merupakan indikasi dari penyakit lain, seperti polip serviks, radang serviks, atau infeksi pada vagina.

Jika rasa sakit yang dialami terjadi selama terus-menerus, serta ditambah lagi dengan adanya gejala-gejala kanker serviks lainnya, maka Anda patut mewaspadainya.

#3. Bisa Juga Ditandai Melalui Rasa Sakit Saat Buang Air Kecil

Sakit Saat Buang Air Kecil Juga Bisa Mengindikasikannya
Pixabay

Selain saat berhubungan intim, rasa sakit juga dapat muncul pada saat buang air kecil. Gejala ini biasanya baru terasa setelah kanker serviks menyebar, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai gejala awal kanker serviks pada wanita.

Selain itu, ciri lain yang juga masih berkaitan dengan hal ini adalah frekuensi buang air yang meningkat, atau mungkin malah menjadi sulit untuk buang air kecil.

#4. Keputihan yang Tidak Wajar Juga Bisa Mengindikasikannya

Jika Keputihan Tidak Wajar
Pixabay

Keputihan merupakan kondisi di mana lendir keluar melalui area kewanitaan dan berfungsi untuk menjaga kelembaban serta kebersihan di area tersebut.

Dalam kondisi normal, keputihan dicirikan dengan lendir yang berwarna bening atau sedikit putih, teksturnya relatif lengket menyerupai lendir pada umumnya, dan tidak berbau.

Sedangkan jika lendir yang keluar tersebut tidak normal, seperti berair, beraroma busuk, berwarna kecokelatan, atau bahkan bercampur dengan darah, maka hal ini bisa jadi merupakan gejala kanker serviks pada wanita.

#5. Panggul dan Punggung Terasa Sakit

Panggul Terasa Sakit
Pixabay

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan sakit punggung.

Akan tetapi, jika rasa sakit tersebut terasa pada bagian punggung bawah dan panggul, apalagi jika terjadi secara terus-menerus yang tak kunjung mereda juga, maka bisa jadi kondisi ini menjadi gejala dari kanker serviks stadium lanjut.

Jika kondisi ini terasa, kanker mungkin telah menyebar ke jaringan lainnya, seperti usus, kandung kemih, hati, hingga paru-paru.

#6. Terjadi Pembengkakan Pada Kaki

Pembengkakan Pada Kaki
health.harvard.edu

Siapa sangka, gejala kanker serviks pada wanita juga dapat ditandai dengan pembengkakan kaki.

Mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya, memangnya apa sih, kaitannya kanker serviks dengan kaki?

Kembali lagi ke poin sebelumnya, di sana dijelaskan bahwa sakit punggung termasuk salah satu gejala kanker serviks. Dampak dari rasa nyeri tersebut dapat menjalar hingga kaki, sehingga terjadilah pembengkakan di sana.

Kaki yang mengalami pembengkakan juga bisa dipengaruhi karena cairan getah bening yang harus dibuang menjadi terhambat oleh keberadaan sel kanker. Karena itulah cairan tersebut malah menumpuk di bagian kaki.

#7. Mual-Mual? Bisa Jadi Gejala Kanker Serviks Pada Wanita Juga, lho

Diindikasikan dengan Mual-Mual
Pixabay

Gejala kanker serviks selanjutnya adalah rasa mual yang kerap terasa.

Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata hal ini berkaitan dengan naiknya asam lambung ke tenggorokan. Pembengkakan pada area serviks yang mengarah ke arah perut, menyebabkan organ pencernaan dan lambung menjadi tertekan. Karena itulah asam lambung menjadi naik.

Walaupun begitu, gejala ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala utama kanker serviks.

#8. Kehilangan Nafsu Makan dan Berat Badan

Nafsu Makan dan Berat Badan Berkurang
Unsplash

Sebagaimana pada kanker lainnya, kanker serviks juga mengakibatkan penderitanya kehilangan nafsu makan setelah memasuki stadium akhir.

Konsumsi makanan yang berkurang, serta ditambah lagi dengan faktor lainnya, akhirnya menyebabkan berat badan pun ikut berkurang.

#9. Badan Lelah Juga Bisa Jadi Gejala Awal Kanker Serviks Pada Wanita

Badan Terasa Lelah
Pixabay

Dalam sebuah penelitian, diketahui bahwa 1 dari 4 penderita kanker serviks yang sembuh, ternyata sempat mengalami rasa lelah yang luar biasa.

Catatan: Jika Anda mendapati gejala-gejala di atas, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan, agar kanker serviks dapat segera mendapat pertolongan.

Semoga bermanfaat.

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Penyebab kanker serviks pada wanita, pada dasarnya belum dapat disebutkan secara pasti. Meski demikian, penyakit ini akan terjadi mana kala sel-sel di sekitaran mulut rahim (serviks) bermutasi menjadi ganas.

Mulut rahim alias serviks sendiri, adalah bagian tubuh wanita yang terletak di antara vagina dengan rahim, sekaligus menjadi penghubung bagi keduanya.

Penyakit ini menjadi mimpi buruk bagi setiap wanita. Siapa pun ia beresiko diserangnya, meski wanita yang telah aktif secara seksual diketahui punya resiko yang lebih tinggi menderita penyakit ini.

Proses Terjadinya Kanker Serviks

Bahasan ini sebenarnya sudah sempat disinggung pada pembukaan tadi.

Secara garis besar, kanker serviks ini terjadi pada saat sel-sel sehat di sekitaran leher rahim mengalami mutasi genetik. Sel-sel tersebut berkembang, menjadi abnormal, tidak terkendali, hingga akhirnya membentuk sel kanker.

Di awal-awal mutasi genetik ini terjadi, biasanya tubuh tidak memberikan ‘sinyal tanda bahaya’ berupa gejala, sehingga kehadirannya sering kali tidak disadari oleh penderitanya.

Setelah mulai memasuki stadium akhir yang notabene kanker sudah cukup parah, gejala-gejala terkait baru bermunculan satu demi satu.

Parahnya lagi, setelah berada di tahap ini, banyak penderitanya yang malah memilih untuk mendiamkannya, karena khawatir akan serangkaian proses pengobatan yang harus dijalaninya.

Telatnya penanganan, menjadi salah satu alasan mengapa penyakit ini kerap kali menghantarkan penderitanya menuju kematian.

Faktor-Faktor yang Diduga Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Lantas, apa saja sih sebetulnya faktor yang dapat memicu terjadinya proses mutasi genetik pada sel-sel tersebut?

Dalam hal ini, para ahli pun masih belum bisa memastikannya. Meski begitu, tetap saja ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks ini.

Berikut ini beberapa faktor yang diduga dapat menjadi penyebabnya:

#1. Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita, Sering Disebabkan oleh Infeksi Virus HPV

Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita Paling Banyak Disebabkan Virus HPV
linkpin.ir

Virus HPV atau human papillomavirus merupakan suatu jenis virus yang dapat mengakibatkan infeksi di permukaan kulit, serta diketahui mampu memicu terjadinya kanker serviks.

Virus HPV dapat menginfeksi sel-sel dalam berbagai bagian tubuh, seperti alat kelamin, anus, permukaan kulit, bahkan mulut dan tenggorokan.

Infeksi yang diakibatkan oleh virus HPV ini sering kali tidak mengakibatkan bahaya dan tidak pula menimbulkan gejala. Namun di balik itu, mayoritas kasus kanker serviks yang dialami oleh wanita di seluruh dunia, justru dipicu oleh virus ini.

Kebiasaan seks bebas diketahui menjadi salah satu aktifitas yang dapat menularkan virus ini. Hanya saja, dampak buruknya lebih banyak diderita oleh pihak wanita.

#2. Penyakit Seksual yang Menular

Penyakit Menular Seksual Sebabkan Kanker Serviks
Pixabay

Masih ada kaitannya dengan poin sebelumnya, di mana kebiasaan seks bebas ternyata menjadi salah satu jalan penularan virus HPV.

Akan tetapi, tentu bukan hanya virus HPV semata yang dapat menular lewat kebiasaan buruk tersebut. Sebab, seperti yang kita ketahui bersama, kebiasaan seks bebas memang beresiko tinggi menularkan berbagai macam penyakit.

Tidak sedikit di antara penyakit-penyakit yang terjadi akibat seks bebas, dapat menjadi pemicu berkembangnya sel-sel kanker di area leher rahim wanita.

Hal ini diperkuat lagi dengan adanya beberapa penelitian yang menyatakan, bahwa kanker serviks lebih beresiko menyerang wanita yang juga mengidap penyakit seksual lainnya, seperti klamidia, kutil kelamin, sifilis, dan gonore.

#3. Efek Samping Penggunaan Obat Diethylstilbestrol (DES)

Penggunaan Obat DES untuk Cegah Keguguran
Pixabay

Diethylstilbestrol, atau yang dikenal juga sebagai obat DES, adalah obat hormonal buatan yang dulunya diperuntukkan bagi ibu hamil demi mencegah terjadi keguguran, kelahiran prematur, dan komplikasi kehamilan.

Seiring berkembangnya ilmu dan zaman, obat ini diketahui punya efek samping negatif yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, baik bagi ibu hamil yang mengkonsumsinya maupun janin yang dikandungnya.

Ditambah lagi, berbagai penelitian juga mengungkapkan bahwa obat ini tidak begitu efektif dalam mencegah keguguran.

Salah satu bentuk resiko efek samping yang dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat ini ialah kanker serviks. Baik ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya, sama-sama memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker serviks.

#4. Penggunaan Pil KB Jangka Panjang

Pil KB Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita
Pixabay

Konsumsi pil KB dalam jangka waktu yang panjang juga ternyata dapat meningkatkan resiko terkena penyakit kanker serviks, lho.

Oleh karena itu, Anda bisa menggunakan alat kontrasepsi lain yang lebih aman, seperti KB spiral misalnya. Namun, alangkah lebih baiknya jika Anda berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu, untuk memastikan jenis kontrasepsi apa yang cocok bagi Anda.

#5. Faktor Kehamilan dan Melahirkan

Dipengaruhi oleh Faktor Kehamilan dan Melahirkan
Pixabay

Resiko kanker serviks juga dapat dipengaruhi oleh faktor kehamilan dan melahirkan, di mana wanita yang sudah mengalami kehamilan pertama pada usia kurang dari 17 tahun, juga wanita yang sudah melahirkan lebih dari 5 kali, disebut-sebut memiliki resiko yang lebih tinggi akan hal ini.

Iya, faktor ini pun tak jauh dari virus HPV tadi. Karena kondisi tersebut dapat melemahkan sistem kekebalan tubuhnya, serta adanya perubahan hormon di masa kehamilan, maka wanita yang mengalami kondisi ini menjadi lebih rentan terinfeksi dan menderita kanker serviks.

#6. Faktor Keturunan Juga Bisa Berpengaruh

Resiko Keturunan Sebabkan Kanker Serviks Pada Wanita
Pixabay

Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit ini, maka Anda harus lebih berhati-hati, sebab faktor keturunan juga bisa mempengaruhi resiko seseorang terserang kanker serviks.

Belum dapat diketahui pasti mengapa hal ini bisa terjadi. Namun satu hal yang diyakini hingga kini, ialah karena diduga masih berkaitan dengan faktor genetik.

#7. Pola Hidup yang Buruk Bisa Menjadi Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita

Pola Hidup yang Tidak Sehat
Pixabay

Poin ini jelas bukan rahasia lagi. Pola hidup yang tidak sehat, jelas akan ‘memancing’ kehadiran berbagai macam penyakit ke dalam tubuh kita. Tak terkecuali kanker serviks.

Kebiasaan buruk yang mengakibatkan tubuh kelebihan berat badan (obesitas), jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, apalagi jika ditambah dengan memiliki kebiasaan merokok, dapat meningkatkan resiko terserangnya kanker serviks.

Oleh karena itu, mari perbaiki pola hidup kita sebagai salah satu langkah pencegahan.

#8. Penyebab Kanker Serviks Pada Wanita, Dipicu oleh Lemahnya Sistem Imun

Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Pixabay

Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah juga berpotensi menderita kanker serviks. Misalnya pada seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS, penderita autoimun, atau seseorang yang berada dalam proses pengobatan kanker.

Sekali lagi, daya tahan tubuh yang lemah tentu akan lebih mudah terinfeksi oleh virus HPV, di mana virus ini diketahui menjadi penyebab kanker serviks yang paling umum terjadi.

Akhir Kata

Demikianlah informasi mengenai penyebab-penyebab kanker serviks pada wanita.

Dalam artikel ini, setidaknya ada 8 faktor yang dapat menyebabkan penyakit kanker serviks, di antaranya meliputi:

  • Virus HPV.
  • Penyakit seksual menular.
  • Obat DES.
  • Pil KB.
  • Kehamilan dini dan sering melahirkan.
  • Faktor keturunan.
  • Pola hidup.
  • Sistem imun yang lemah.

Kanker serviks memang merupakan penyakit yang dikhawatirkan oleh banyak orang. Khususnya oleh wanita, karena hanya wanitalah yang memiliki rahim.

Oleh karena itu, sebagai bentuk langkah kehati-hatian dan pencegahan, marilah kita senantiasa menjaga pola hidup kita, agar senantiasa sehat dan terhidar dari berbagai penyakit, utamanya kanker serviks.

Lebih dari itu, sebaiknya lakukan juga vaksinasi HPV untuk meminimalisir resiko infeksi virus ini, serta melakukan deteksi dini yang bisa dilakukan melalui prosedur pap smear.

Ingat! Langkah pencegahan ini penting dilakukan, karena kanker serviks umumnya baru memperlihatkan gejala di akhir-akhir stadiumnya.

Semoga bermanfaat.

Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Mengenal 5 Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan kanker serviks perlu dilakukan sesegera mungkin. Sebab, jika mendapat pertolongan sejak dini, penyakit ini punya peluang sembuh yang cukup besar.

Akan tetapi, satu hal yang menjadi masalah ialah, kanker serviks sering kali hadir tanpa gejala di awal-awal stadiumnya.

Setelah kondisi memburuk, lalu gejala-gejala mulai terlihat, barulah si penderita menyadari akan masalah kesehatannya tersebut. Padahal, di kondisi seperti ini, kondisi kanker yang dialami biasanya sudah memasuki stadium akhir, sehingga peluang untuk sembuh pun sudah semakin kecil.

Tak heran, kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang kerap kali menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Kapan Sebaiknya Pengobatan Kanker Serviks Dilakukan?

Seperti yang telah disinggung tadi, kanker serviks punya peluang sembuh yang cukup besar, asal ditangani sejak dini. Sebaliknya, jika telat ditangani, kanker serviks justru beresiko menghantarkan penderitanya kepada kematian.

Berangkat dari hal tersebut, maka alangkah baiknya untuk senantiasa mewaspadai penyakit ini.

Apa yang harus dilakukan? Di samping menjaga pola hidup pastinya, melakukan pap smear secara berkala juga mungkin perlu dilakukan, agar jika pahit-pahitnya sampai terjadi, setidaknya kanker serviks dapat dideteksi sejak dini dan segera mendapat pertolongan.

Pemeriksaan pap smear sendiri adalah suatu proses pengambilan sampel dari sel leher rahim, untuk mengetahui apakah terdapat suatu kelainan yang mengarah pada kanker serviks atau tidak.

Jangan salah, pemeriksaan pap smear ini penting sekali untuk dilakukan, lho. Utamanya bagi mereka para wanita yang secara seksual sudah aktif.

Lalu, bagaimana jika sudah muncul gejala-gejala yang mengarah kepada kanker serviks? Gejala yang dimaksud di antaranya meliputi:

  • Keputihan yang tidak normal.
  • Pendarahan yang tidak normal di luar waktu menstruasi.
  • Rasa nyeri dan tidak nyaman saat berhubungan seksual.
  • Bagian bawah perut atau panggul terasa nyeri.
  • Mudah merasa lelah.
  • Dan lain-lain.

Gejala-gejala di atas biasa muncul setelah sel-sel kanker membentuk tumor dan memasuki stadium lanjut. Dalam masa-masa seperti ini, tentu saja pengobatan kanker serviks sudah wajib dilakukan.

Jangan sampai terlambat ditangani, apalagi dibiarkan, ya.

Jenis Pengobatan Kanker Serviks

Dalam mengobati penyakit kanker serviks, ada beberapa jenis pengobatan yang biasa dilakukan, di antaranya meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi target, terapi imun, atau kombinasi di antaranya.

Jika tertarik mempelajarinya secara lebih rinci, mari kita simak bersama pembahasannya di bawah ini:

#1. Metode Operasi

Operasi Kanker Serviks
Pixabay

Operasi atau bedah, merupakan salah satu metode pengobatan kanker serviks yang biasa dilakukan, terutama pada stadium awal.

Prosedur pengobatan kanker serviks melalui operasi ini, juga kadang disertai dengan kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Di mana hal ini bertujuan untuk memperkecil tumor sebelum operasi, atau setelah operasi untuk menuntaskan sel kanker yang masih tersisa.

Operasi seperti apa yang biasa dilakukan? Tergantung kondisi. Berikut beberapa jenis operasi dalam pengobatan kanker serviks:

  • Bedah laser.
  • Cryosurgery.
  • Konisasi.
  • Histerektomi.
  • Trakelektomi radikal.
  • Bilateral salpingo oophorectomy.
  • Pelvic exenteration.

#2. Melalui Radioterapi

Radioterapi Sebagai Pengobatan Kanker Serviks
ahcc.co.id

Radioterapi dapat disebut juga sebagai terapi radiasi, di mana prosedur pengobatan ini menggunakan sinar dengan radiasi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Pada stadium awal kanker serviks, radioterapi bisa diterapkan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan metode pengobatan lainnya.

Namun pada stadium lanjut, radioterapi sering kali sudah harus dikombinasikan dengan metode lain seperti kemoterapi, guna mengontrol rasa nyeri yang dialami serta pendarahan yang terjadi.

Ada 2 cara radioterapi untuk mengobati kanker serviks, di antaranya:

  • Radioterapi internal.
  • Radioterapi eksternal.

Apa perbedaan di antara keduanya?

Secara singkat, radioterapi eksternal dilakukan dengan menyinari sinar radiasi ke bagian tubuh yang dimaksud, sedangkan radioterapi internal dilakukan dengan memasukkan alat berisi bahan radioaktif melalui vagina.

Lebih dari itu, radioterapi juga kadang mengkombinasikan kedua metode tersebut.

Apakah penggunaan radioterapi ini memiliki efek samping? Tentu iya. Mulai dari efek samping jangka pendek hingga jangka panjang.

Untuk mengantisipasi efek samping berupa kemandulan, dokter mungkin menyarankan penderita untuk mengambil sel telurnya, sehingga masih dapat menjalani prosedur bayi tabung di kemudian hari.

#3. Melakukan Kemoterapi

Kemoterapi untuk Kanker Serviks
moffitt.org

Bicara soal pengobatan kanker, maka kita akan teringat dengan metode kemoterapi. Yup, kemoterapi memang merupakan jenis pengobatan yang identik dengan kanker.

Metode pengobatan ini dilakukan dengan memasukkan obat antikanker ke dalam tubuh, baik itu menggunakan obat minum maupun obat suntik.

Setelah obat diberikan, obat tersebut dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan disebarkan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi dikenal cukup efektif dalam menghancurkan sel kanker di seluruh bagian tubuh, termasuk dalam pengobatan kanker serviks.

Biasanya, kemoterapi ini diterapkan berbarengan dengan metode radioterapi guna meningkatkan keefektifannya, di mana penggabungan kedua metode ini disebut dengan istilah kemoradiasi.

Meski begitu, kemoterapi tetap bisa digunakan tanpa kombinasi metode lain. Misalnya pada kanker serviks stadium lanjut, agar penyebaran sel kanker dapat ditekan dan gejala yang dirasakan juga dapat berkurang.

Terlepas dari keampuhannya tersebut, kemoterapi juga tentunya memiliki efek samping. Di samping mampu membunuh sel-sel kanker yang notabene merugikan, kemoterapi juga membunuh sel-sel lain yang justru bermanfaat bagi tubuh.

Berikut beberapa resiko efek samping yang mungkin terjadi setelah melakukan kemoterapi:

  • Kerontokan rambut.
  • Infeksi, memar, dan pendarahan.
  • Sesak nafas.
  • Diare.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Sariawan.
  • Tubuh lemas.
  • Nafsu makan rendah.
  • Dan lain-lain.

#4. Terapi Target untuk Kanker Serviks

Ilustrasi Terapi Target
immuno-oncologynews.com

Terapi target juga merupakan jenis terapi kanker yang menggunakan obat-obatan dalam proses penyembuhannya.

Namun lain halnya dengan kemoterapi, obat yang digunakan dalam terapi target ditujukan untuk menghambat angiogenesis, yang merupakan suatu proses ketika tumor mulai membentuk pembuluh darah baru demi menunjang perkembangannya.

Apa saja efek sampingnya? Berikut ini di antaranya:

  • Hipertensi.
  • Tubuh menjadi lemas.
  • Nafsu makan hilang.
  • Terjadi pendarahan.
  • Penggumpalan darah.
  • Terbentuknya saluran yang tidak normal di sekitaran vagina dan usus besar (fistula).

#5. Terapi Imun Guna Memperkuat Sistem Imun

Terapi Imun untuk Kanker
beydaar.org

Terapi imun disebut juga sebagai imunoterapi. Bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel-sel kanker, dengan memanfaatkan penggunaan obat-obatan.

Pada dasarnya, semakin kuat sistem kekebalan tubuh seseorang, maka proses penyembuhan suatu penyakit (termasuk kanker serviks) akan semakin mudah. Dari situlah terapi ini digunakan.

Sel kanker sendiri terkadang tidak dapat dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh penderitanya, yang mungkin karena adanya suatu protein tertentu pada sel tersebut. Jangankan menghancurkannya, untuk mendeteksi pun tak bisa.

Oleh karena itu, kemampuan sistem kekebalan tubuh akan diperkuat dengan terapi imun ini. Dengan begitu, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat melawan sel kanker tersebut.

Akhir Kata

Begitulah sedikit pembahasan tentang pengobatan kanker serviks.

Dari pembahasan ini, setidaknya ada 5 jenis pengobatan yang biasa dilakukan dalam rangka membantu proses penyembuhan penyakit kanker serviks, di antaranya meliputi:

  • Operasi.
  • Radioterapi.
  • Kemoterapi.
  • Terapi target.
  • Terapi imun.

Dengan adanya artikel ini, diharapkan bisa meningkatkan wawasan kita terkait penyakit kanker, khususnya dalam penanganan kanker serviks.

Semoga bermanfaat.